Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Cerita Saat Listrik Padam di Manado: Sinyal Mati, Antre BBM, Air Bersih Laris
13 Desember 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MANADO - Pemadaman listrik di Sulawesi Utara (Sulut) terjadi hingga lebih dari 22 jam. Bahkan di sebagian wilayah seperti di Minahasa Utara (Minut) dan Kabupaten Minahasa dan sebagian Kota Manado , ada yang mencapai 30 jam lebih durasi pemadaman.
ADVERTISEMENT
Pemadaman listrik sendiri terjadi pada Rabu (11/12) sekitar pukul 14.00 Wita, dan berlangsung hingga Kamis (12/12) malam, akibat terganggunya sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo, yang menyebabkan terhentinya pasokan listrik atau dikenal dengan istilah black out.
"Ada indikasi terjadinya cuaca ekstrem sehingga mengakibatkan kegagalan peralatan di sistem transmisi 150 kV," ujar Manajer Komunikasi PLN UID Suluttenggo, Noven Koropit.
Akibat dari kejadian pemadaman listrik ini, terjadinya kepanikan di tengah masyarakat. Pasalnya, efek domino terjadinya pemadaman listrik tersebut sangat banyak. Berikut manadobacirita merangkumnya:
Sinyal Telepon dan Jaringan Internet Mati
Black out yang terjadi di sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo, mengakibatkan jaringan listrik di seluruh wilayah mati total. Akibatnya sinyal telepon dan jaringan internet juga ikut-ikutan mati.
ADVERTISEMENT
Hanya beberapa titik saja di kota Manado, yakni di pusat kota, yang masih bisa mengakses jaringan internet maupun bisa digunakan untuk berkomunikasi via seluler. Selain di pusat kota, sinyal telepon dan jaringan internet mati total sejak pemadaman listrik terjadi Rabu (11/12) sekitar pukul 14.00 Wita.
Terjadi Antrean BBM di SPBU
Akibat pemadaman listrik yang terjadi, terjadi panic buying di SPBU-SPBU di seluruh wilayah Sulawesi Utara. Masyarakat rela untuk antre di SPBU untuk mendapatkan BBM yang akan digunakan di kendaraan mereka, maupun untuk mengisi mesin genset yang akan digunakan menyalakan listrik di rumah.
Antrean terjadi hingga berkilo-kilo meter. Tak hanya itu, antrean di bagian sepeda motor juga dibuat hingga beberapa baris. Antrean tersebut mulai terjadi sejak Rabu (11/12) pukul 18.00 Wita, dan terus berlanjut hingga Kamis (12/12). Pantauan pada Jumat (13/12) hari ini, antrean panjang di SPBU masih terjadi.
ADVERTISEMENT
Pertamina sendiri mengatakan jika stok pasokan BBM masih aman. Selain itu, Pertamina juga memastikan jika di seluruh SPBU, digunakan mesin genset untuk menyalakan mesin pompa agar bisa terus melayani konsumen. Namun terjadi panic buying, sehingga antrean terus terjadi.
Pertalite Eceran Dijual Hingga Rp 60 Ribu per Liter
Kondisi banyaknya masyarakat yang mencari BBM, baik untuk digunakan di kendaraan maupun di mesin genset saat terjadi pemadaman listrik, dimanfaatkan para pengecer BBM jenis Pertalite untuk mendapatkan untung besar. Tak tanggung-tanggung, ada pedagang eceran yang menjual per liter Pertalite dengan harga Rp 60 ribu.
Namun demikian, banyak masyarakat yang tetap harus membeli BBM dengan harga yang sangat mahal itu. Hal ini terbukti seluruh BBM di tingkat pengecer semuanya laris tak bersisa.
ADVERTISEMENT
Air Bersih Paling Dicari
Selain BBM, air bersih juga menjadi barang yang paling banyak dicari saat pemadaman listrik terjadi. Warga menyebutkan jika kebutuhan air bersih sangat penting di saat pemadaman.
"Listrik masih bisa dimaklumi jika tidak ada. Tapi kalau air bersih itu sangat penting. Mau dipakai minum, dipakai di wc dan dipakai untuk masak, itu penting," ujar beberapa warga yang ditemui saat mengisi air minum di depot pengisian air bersih.
Beberapa pemilik depot air isi ulang yang tetap beroperasi saat pemadaman listrik, mengaku antrean warga membeli air bersih tak kalah banyak dengan di SPBU.
"Saya sampai kewalahan. Semua tong penampungan habis," ujar Andi, pemilik depot air isi ulang di salah satu perumahan.
ADVERTISEMENT