Konten Media Partner

Cerita Warga Soal Iringan Pengantar Jenazah Arogan: Diintimidasi Sampai Merusak

7 Januari 2024 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potongan video bentrok yang terjadi di depan Markas Kodam XIII/Merdeka yang dipicu oleh iringan pengantar jenazah menggeber gas sepeda motor yang menggunakan knalpot brong.
zoom-in-whitePerbesar
Potongan video bentrok yang terjadi di depan Markas Kodam XIII/Merdeka yang dipicu oleh iringan pengantar jenazah menggeber gas sepeda motor yang menggunakan knalpot brong.
ADVERTISEMENT
MANADO - Baru-baru ini viral video yang menunjukkan sejumlah oknum anggota TNI memukul beberapa orang yang ada di iring-iringan pengantar jenazah, karena membuat kegaduhan dengan menggeber sepeda motor yang menggunakan knalpot brong (knalpot bising).
ADVERTISEMENT
Tindakan pemukulan oleh oknum anggota TNI ini bukannya mendapatkan kecaman dari masyarakat, tapi justru mendapatkan banyak dukungan. Masyarakat ramai-ramai menggunakan tagar #kamibersamaTNI maupun #terwakilkan untuk menunjukkan dukungan terhadap TNI yang mau memberikan pelajaran untuk para pengantar jenazah yang arogan.
Warga kemudian menceritakan sejumlah pengalaman mereka soal iringan pengantar jenazah arogan yang membuat para pengguna jalan merasa resah akibat ulah mereka.
Amanda, warga asal Malalayang, mengaku sempat alami pengerusakan kaca spion mobil miliknya ketika bertemu dengan iring-iringan tersebut. Menurut Amanda, saat itu dia kesulitan untuk menepi karena di sisi jalan banyak kendaraan yang sementara parkir.
"Tiba-tiba orang-orang yang mengantar jenazah memukul kaca belakang mobil dan kemudian marah-marah sambil merusak kaca spion kanan mobil. Saya ketakutan dan mau menangis saat itu. Mereka sangat arogan," kata Amanda.
ADVERTISEMENT
Sama halnya Barto, seorang pria berusia 50-an tahun. Dia mengaku terjatuh dari motor bersama istrinya, karena diintimidasi oleh para pengiring jenazah untuk menepi karena mereka mau lewat.
"Saya dan istri sampai terjatuh karena terus didesak untuk menepi. Padahal itu sudah dekat got (selokan). Tapi saya terus diintimidasi untuk menepi. Karena panik, saya tak bisa kendalikan motor dan terjatuh. Untuk tak terjadi apa-apa. Saya miris melihat kelakuan mereka," ujar Barto.
Selain diintimidasi bahkan merusak, iring-iringan pengantar jenazah ini juga dikeluhkan karena membuat ribut di jalan, seperti berteriak dan membunyikan knalpot brong dengan sengaja.
"Setahu kami, kalau orang mengantar jenazah ke penguburan itu pakai lagu rohani bukan teriakan atau geber gas kuat-kuat," ujar warga lainnya.
ADVERTISEMENT
mb