Curhat Ibu Hamil Pengungsi Bencana di Minsel: Tak Ada Pemeriksaan Kesehatan

Konten Media Partner
19 Juni 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi bencana alam di Minahasa Selatan ternyata hingga hari kelima di pengungsian tak pernah mendapatkan pelayanan pemeirksaan kesehatan.
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi bencana alam di Minahasa Selatan ternyata hingga hari kelima di pengungsian tak pernah mendapatkan pelayanan pemeirksaan kesehatan.
ADVERTISEMENT
AMURANG - Ratusan pengungsi korban bencana alam diduga abrasi yang terjadi Minahasa Selatan (Minsel), Rabu (15/6) lalu, hingga saat ini masih harus tinggal di tempat pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Satu dari pengungsi itu adalah Enji Sangian, seorang ibu muda yang tengah hamil. Ibu hamil ini tak menyangka jika dirinya yang tengah hamil harus tinggal di posko pengungsi. Namun, karena tempat tinggalnya ikut terdampak bencana, dirinya pun harus rela tidur berbagi tempat dengan banyak orang.
Enji kemudian curhat terkait keadaan di Posko pengungsian yang menurutnya, sejak awal bencana pada Rabu (15/6), dia dan pengungsi lainnya tak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan.
Mirisnya lagi, dia tidak pernah mendapat bantuan susu dan keperluan ibu hamil dari Pemerintah, sejak dia menginap di posko tersebut. Bahkan, ketika dia sudah beberapa kali meminta, namun petugas di posko tersebut seakan tak peduli dan tak merespons keluhan ibu muda yang tinggal di Kelurahan Uwuran 1, Kecamatan Amurang ini.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah berapa kali bilang saya butuh minyak telon, susu hamil dan pelayanan kesehatan, tapi tidak pernah di respons,” ujar Enji mengeluh.
Di usia kehamilan yang ke-6, Enji mengaku dia membutuhkan pelayanan kesehatan dan makanan penunjang seperti susu. Menurutnya, kalau tidak terdampak abrasi, tentu dia tidak akan meminta hal itu karena bisa menyediakannya sendiri.
Namun, karena memang tak lagi memiliki kemampuan, dia mau tidak mau harus memintanya di posko pengungsian.
“Kalau makan dan minum serta cemilan sehari-hari itu ada. Hanya pelayanan kesehatan dan kebutuhan ibu hamil yang juga diperlukan," kata Enji yang mengaku ini adalah kehamilan pertamanya.
Dirinya pun berharap ada yang mau peduli dan mau mengadakan pemeriksaan kesehatan di pos pengungsian. Apalagi khusus untuk yang hamil, jika bisa ada pemeriksaan kehamilan untuk mereka.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kalau susu, minyak telon dan kebutuhan hamil lainnya, ada bantuan dari saudara saya," kata Enji lagi.
Sementara, Kepala BPBD Minsel, Tori Joseph melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Merry Joudy, mengaku hingga kini pihaknya memang belum menerima bantuan berupa minyak telon. Nanti, dia bilang kebutuhan seperti minyak telon akan masuk rilis dalam kebutuhan yang diperlukan di pos ini.
“Tapi untuk susu itu ada. Nanti kami coba bicarakan lagi di rapat," kata Merry kembali.
febry kodongan