Konten Media Partner

Curhat Suami Juita, Warga Minsel yang Meninggal Usai Divaksin: Istri Saya Sehat

20 Juli 2021 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah Juita Lidya TIwa, disemayamkan di rumahnya di Desa Motoling Dua, Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selata, Sulawesi Utara. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah Juita Lidya TIwa, disemayamkan di rumahnya di Desa Motoling Dua, Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selata, Sulawesi Utara. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
ADVERTISEMENT
RAUT wajah Michael Sigarlaki tampak begitu sedih, saat menceritakan kondisi istrinya Juita Lidya Tiwa (30), warga Minsel meninggal usai divaksin pada hari ke-10. Menurut Michael, istri yang dinikahinya sejak tujuh tahun lalu itu, adalah seorang wanita yang sehat dan kuat.
ADVERTISEMENT
"Istri saya sehat, dia wanita kuat. Tujuh tahun saya menikah, tidak ada riwayat penyakit apapun. Saya bisa pastikan istri saya tidak memiliki penyakit," ujar Michael, tampak berusaha tegar.
Michael mengaku, kondisi istrinya mengalami penurunan drastis, sehari setelah mendapatkan suntikan vaksin corona. Menurutnya, setelah divaksin, istri yang telah memberikan dua orang anak kepadanya, langsung mengeluh merasakan demam. Setelah itu, sakit kepala dan mual, silih berganti datang.
"Tepat 10 hari suntik vaksin, istri saya kemudian meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit di Manado," ujar Michael.
Michael menceritakan, istrinya mendapatkan suntikan vaksin corona dosis pertama dengan menggunakan vaksin AstraZeneca, Rabu (7/7) di Kantor Desa Motoling Dua. Setelah mendapatkan suntikan tersebut, Michael mengaku jika istri yang telah memberikan dua anak kepadanya ini, mendapatkan demam dan sakit kepala serta mual-mual.
ADVERTISEMENT
Waktu itu, Michael mengaku bingung istrinya yang jarang sakit, tiba-tiba langsung mendapatkan gejala berat tersebut. Dirinya juga tak tahu, harus bertanya di mana terkait kondisi istrinya tersebut, karena tidak ada informasi apapun terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Karena tak kunjung ada perubahan dan terus drop, keluarga akhirnya membawa Juita ke Puskesmas Motoling. Yang pertama pada Senin (12/7) dan kedua Sabtu (17/7). Puncaknya pada Minggu (18/7), di mana akhirya keluarga membawanya ke Rumah Sakit Cantia di Desa Tompaso Baru, masih di Kabupaten Minahasa Selatan.
Namun, karena kondisi yang sudah sangat lemah, Juita dirujuk ke RSUP Prof Kandouw Malalayang, di Kota Manado. Sayangnya, dalam perjalanan tersebut, Juita meninggal dunia.
"Mungkin ini kesalahan saya. Tapi ini yang harus saya terima," kata Michael.
ADVERTISEMENT
Michael sendiri mengaku adalah orang yang mendukung 100 persen program vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah. Dirinya hanya berharap, agar kejadian ini tidak lagi terjadi pada orang lain.
Dirinya juga meminta kepada Pemerintah, untuk bertanggungjawab apabila ada warga yang setelah divaksin timbul gejala seperti yang dialami istrinya tersebut. Menurutnya, tidak adanya pusat informasi terkait dengan vaksinasi, membuat orang-orang yang mengalami gejala, kebingungan untuk mendapatkan penjelasan.
“Ini yang saya ingin tegaskan, supaya tidak ada lagi korban berikutnya seperti yang terjadi kepada istri tercinta saya. Kami bingung mau ke mana. Saya berharap kejadian ini tidak terjadi lagi,” katanya lagi.
Jenazah Juita Lidya Tiw, rencananya akan dimakamkan Selasa (20/7) hari ini di Tempat Pemakaman Warga di Desa Motoling Dua. Juita meninggalkan dua orang anak yakni Gracio (6) dan Gracia (5).
ADVERTISEMENT
febry kodongan