Konten Media Partner

Deflasi 3 Bulan Berturut, Pakar Ekonomi Nilai Sulut Alami Penurunan Daya Beli

6 Oktober 2024 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasar sepi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasar sepi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali mengalami deflasi pada bulan September 2024, sekaligus mencatatkan deflasi ketiga secara berturut-turut sejak bulan Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Pakar ekonomi Sulut, Joy Elly Tulung, menilai deflasi yang terjadi sepanjang tiga bulan itu menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat serta melemahnya permintaan barang dan jasa.
Kata Joy, fenomena tersebut bisa saja mengindikasikan perlambatan ekonomi lokal yang dapat berpengaruh terhadap sejumlah sektor, seperti sektor perdagangan, industri, dan investasi.
“Deflasi berkepanjangan bisa menimbulkan dampak negatif, seperti penurunan pendapatan usaha, peningkatan pengangguran, serta hilangnya kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi jangka panjang,” ujar Joy.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Manado itu, menilai pemerintah dapat melakukan sejumlah intervensi untuk membawa Sulut keluar dari situasi ini, seperti mendorong stimulus ekonomi kepada masyarakat untuk meningkatkan daya beli.
Selain itu, upaya lain seperti pemberian bantuan sosial dan insentif bagi sektor usaha terdampak juga perlu dilakukan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Joy menyebut selain kebijakan yang langsung berdampak pada masyarakat, pemerintah juga dapat mendorong penguatan sejumlah sektor unggulan, seperti meningkatkan investasi di sektor produktif, peningkatan ekspor komoditas, hingga penguatan UMKM.
“Pemerintah daerah harus fokus dalam memperkuat sektor UMKM, memberikan akses kredit yang lebih mudah, dan membantu meningkatkan daya saing produk lokal agar lebih tahan terhadap guncangan ekonomi,” ujar dia kembali.