Diungkap Dalam Surat, Ini Dugaan Pelecehan Kapolres Bolmut ke Polwan Eks Sespri

Konten Media Partner
14 September 2023 16:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan terhadap wanita.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan terhadap wanita.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Dugaan pelecehan yang dilakukan Kapolres Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), AKBP Areis Aminnulla, terhadap Bripda DS, seorang Polisi Wanita (Polwan) eks Aspri, terungkap lewat surat terbuka yang dituliskan Bripda DS untuk Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Irjen Pol Setyo Budiyanto, serta Wakapolda dan Irwasda Polda Sulut.
ADVERTISEMENT
Salinan surat yang diterima redaksi manadobacirita, mengungkapkan aksi pelecehan terhadap Bripda DS, mulai dari memeluk, mencoba untuk mencium dan memegang dada korban, ditulis dalam surat yang ditandatangani oleh Bripda DS dan juga kedua orang tua Polwan tersebut.
Dalam surat tersebut, disebutkan jika kejadian pelecehan pertama kali terjadi pada Kamis 11 Agustus 2022 sekitar pukul 13.00 Wita, di ruangan Kapolres Bolmut. Saat itu, Bripda DS dipanggil dan disuruh untuk duduk di depan meja Kapolres.
"Ternyata Bapak Kapolres datang mendekat ke saya dan menunjuk bagian badan saya yang beliau katakan masih berlemak tetapi setelah itu Bapak Kapolres tiba-tiba langsung memeluk saya dari belakang pada saat itu saya sangat takut dan kedua tangan saya hanya melindungi organ intim saya. Saya berusaha untuk melepaskan pelukan Bapak Kapolres tetapi Bapak Kapolres menggeser badannya berada di bagian kanan badan saya dan Bapak Kapolres menarik kepala saya untuk mencium saya tetapi saya menolak dengan menahan badan Bapak Kapolres dan setelah itu beliau memegang dan mengelus-elus tangan saya mengatakan "nggak apa apa ya mba, nggak usah diceritain ke siapa-siapa ya" dan saya dalam kondisi yang takut saya hanya menjawab siap pak," penggalan isi tulisan di dalam surat Bripda BS untuk Kapolda Sulut.
ADVERTISEMENT
Surat yang ditulis tanggal 4 September 2023 yang juga bertanda tangan di atas meterai ini, juga menjelaskan jika dia juga dipanggil pada tanggal 12 Agustus 2022 sekitar pukul 15.00 Wita. Kejadian berulang kembali terjadi, di mana kali itu Kapolres memegang dada dan menanyakan apakah si Polwan deg-degan.
"Pada tanggal 13 Agustus 2022 saya juga kembali dipanggil ke ruangan Bapak Kapolres dan Beliau mengajak saya untuk berangkat ke Jakarta. Awalnya saya mengira Beliau mengajak saya dan juga rekan Polwan saya VS. Karena sebelum kejadian pengajakan itu saya juga pernah dipanggil bersama dengan rekan Bripda VS untuk berangkat ke Jakarta juga bersama ibu Kapolres dan juga ADC yang lainnya. Tetapi saat saya menanyakan terkait beliau mengajak bersama V Bapak Kapolres menjawab "Ya nggak lah mba, kita berdua diam-diam aja tidak usah ajak yang lain" tetapi saya menolak dan tidak berangkat ke Jakarta," isi tulisan surat tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, setiap kejadian dia menceritakan kepada rekan Polwan, teman seangkatan di Polres Bolmut serta staf. Namun, dia memilih untuk tidak menceritakannya kepada orang tua saat itu, karena takut jika orang tua akan marah dan emosi ke Kapolres.
Setelah itu, dirinya selalu menghindari bertemu dengan Kapolres jika hanya sendiri. Bripda DS merasa takut dan trauma dengan kejadian itu. Setelah berulang kali menghindari ajakan dari pimpinannya, Bripda DS kemudian dipindahkan ke SPKT.
"Namun saya masih merasa terancam dan ketakutan. Takutnya saya sebagai wanita yang hanya tinggal di kontrakan bersama rekan polwan saya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kepada siapa saya harus mengadu, datang untuk berlindung dan memohon keadilan selain kepada Bapak Kapolda Sulawesi Utara, Bapak Wakapolda Sulawesi Utara, Bapak Irwasda dan Bapak Kabid Propam. (Memohon untuk adanya tindakan hukuman atas kejadian tersebut terhadap oknum Kapolres Bolmut AKBP. Areis Aminnulla SIK. Kiranya Tuhan memberkati kita semua," tulisan akhir surat dari Bripda DS.
ADVERTISEMENT
febry kodongan