Konten Media Partner

Dokter di Sulut Teliti Pemanfaatan Tumbuhan Daun Sendok untuk Obat Antifertilias

13 September 2024 12:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Maryani Suronoto
zoom-in-whitePerbesar
Dr Maryani Suronoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Ekstrak tumbuhan daun sendok yang bahasa latinnya Plantago Major, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai obat antifertilias, yang menghambat proses spermatogenesis.
ADVERTISEMENT
Melalui media tikus wistar (Rattus norvegicus), Dr Maryani Suronoto, dokter di RSUD DR Sam Ratulangi Tondano, Sulawesi Utara (Sulut), pada waktu melakukan penelitian kerja di RSUD Dr Sam Ratulangi Tondano pada tahun 2008, mendapati jika penggunaan ekstrak tumbuhan daun sendok ada yang memberikan pengaruh bermakna menghambat jumlah spermatogonium, dan terhadap jumlah spermatosit, spermatid, serta spermatozoa.
Dr Maryani Suronoto melakukan penelitian eksperimental dengan rancangan pre-test dan post-test control group design. Penelitian sendiri dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Unsrat dan Laboratorium Biokenservasi jurusan Biologi FMIPA Unsrat Manado.
Ada 10 ekor tikus wistar yang terdiri dari kelompok kontrol dan perlakuan, di mana perlakuan yang diberikan adalah P1 dengan dosis 100 mg/kg bb, P2 dengan dosis 300 mg/kg bb, dengan menghitung jumlah spermatosit.
ADVERTISEMENT
"Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menentukan kadar air tumbuhan, pembuatan ekstrak tumbuhan plantago major, pemilihan dan pemeliharaan hewan uji, perlakuan ekstrak daun Plantago major pada hewan uji, pemrosesan jaringan dan pewarnaan, dan evaluasi mikroskopis tubulus seminiferus tikus wistar," ujar Dr Maryani.
Lanjut disebutkan Dr Maryani, pada penelitian itu, diperoleh rerata Spermatogonium kelompok kontrol (92,60), P1 (84,60) dan P2 (62,80). Sementara, rerata sepermatosit kelompok kontrol (93,80), P1 (77,80) dan P2 (72,00).
Adapun rerata spermatid kelompok kontrol (97,60), P1 (73,20) dan P2 (54,40), dengan rerata sepermatozoa kelompik kontrol (117,60), P1 (77,00) dan P2 (43,00).
"Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, pemberian ekstrak daun Plantago major pada tikus wistar ada yang memberikan pengaruh bermakna menghambat jumlah spermatogonium (p<0,001), dan terhadap jumlah spermatosit, spermatid dan spermatozoa (p<0,001). Pada dosis 100 mg/kg bb terjadi hambatan proses spermatogenesis pada semua stadium spermatogenesis, walaupun dosis 300mg/kg bb lebih bermakna," kata dr Maryani.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, latar belakang penelitian yang dilakukan berkaitan dengan program Keluarga Berencana (KB) yang memerlukan adanya reorientasi dan reposisi program, terutama pada kualitas KB yang dapat diakses oleh pria dan perempuan secara adil dan merata.
Adapun pemilihan tumbuhan Plantago major yang merupakan tumbuhan yang tumbuh liar, karena mengandung senyawa bioaktif flavonoid. Komponen ini berpotensi antifertilitas karena senyawa itu dapat menghambat sintesis dan pelepasan gonadotropin dari hipofisis, yang mempengaruhi testis dan kelenjar asesoris dan mempunyai efek androgenik atau antiandrogenik.
"Pada penelitian ini tujuannya untuk mengetahui hambatan spermatogenesis dalam tubulus seminiferus tikus wistar setelah diberi ekstrak daun Plantago major dan mendapatkan dosis ekstrak daun Plantago major yang paling efektif menghambat proses spermatogenesis," ujar dr Maryani kembali.
ADVERTISEMENT