Dosen Fisip Unsrat: Ada Kesan Praktik Kecurangan Pemilu di Sulut Coba Dilindungi

Konten Media Partner
20 Maret 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kotak suara Pemilu 2024
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kotak suara Pemilu 2024
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Sejumlah kasus kecurangan Pemilu 2024 terjadi di beberapa wilayah Sulawesi Utara (Sulut). Sayangnya, penanganan kasus-kasus tersebut terkesan lambat dan tidak sesuai harapan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Beberapa kasus seperti politik uang yang akhirnya kedaluwarsa padahal terdapat bukti uang tunai ratusan juta rupiah, hingga kasus pergeseran suara hingga ribuan suara dengan modus yang sama, membuat kredibilitas penyelenggara Pemilu dipertanyakan.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, DR Michael Mamentu, mengatakan jika ada kesan jika praktik kecurangan pada Pemilu 2024 di Sulut seperti coba dilindungi.
Kepada wartawan, dosen yang juga Kepala Pusat Studi Asean–LPPM Unsrat ini, mengatakan jika upaya melindungi praktik-praktik kecurangan ini justru dilakukan oleh para penyelenggara Pemilu.
"Melihat kronologis kejadian dan respons dari penyelenggara di tingkat Provinsi seperti saat ini, sangat kuat sekali kesan mau melindungi dan menutupi kejadian yang sebenarnya," kata Michael.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika memang penyelenggara memang mau benar-benar menegakkan Pemilu yang adil, seharusnya mereka menindaklanjuti semua bukti yang ada dan telah dikonsumsi publik, bukan malah mengabaikan dan dengan alasan tak ada pengakuan, kemudian kasus tak lagi diusut lebih jauh.
Untuk itu, Michael meminta kepada pihak-pihak yang peduli dengan Pemilu yang adil dan jujur untuk tampil dan melaporkan kecurangan ke level yang lebih tinggi dan jangan berharap di daerah, karena sikap mereka yang terkesan lambat dan abai.
"Seharusnya hal begini diseriusi, karena ini benar-benar mengotori nama Sulawesi Utara dalam pemilu 2024 ini," ujar Michael.
Michael juga menyoroti kinerja Gakkumdu, yang menurutnya sangat diidamkan oleh masyarakat agar mampu melepaskan diri dari represi kekuasaan dan 'bujukan', sehingga penegakkan Undang-undang Pemilu bisa dilaksanakan tanpa pandang bulu.
ADVERTISEMENT
"Kalau Gakkumdu juga sudah terinfeksi tekanan dan bujukan, maka tamatlah sudah harapan untuk memiliki wakil rakyat yang bermoral, punya integritas dan berkualitas," ujar Michael kembali.
febry kodongan