Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Dosen Unima Gelar PKM Terkait Pendidikan Dampak Gas Beracun Erupsi Gunung Berapi
5 November 2024 9:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MINAHASA - Kabupaten Minahasa di Sulawesi Utara (Sulut) merupakan daerah rawan erupsi gunung berapi , karena diapit dua gunung berapi aktif yakni Gunung Lokon di Kota Tomohon, dan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak yang harus diwaspadai saat terjadi erupsi gunung berapi adalah gas beracun yang bisa dihasilkan dari erupsi tersebut.
Untuk itu, dua dosen Universitas Negeri Manado (UNIMA) yakni Prof. Dr. Meytij Jeanne Rampe, M.Si dan Vistarani Arini Tiwow, S.Si., M.Sc, mengusulkan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan melakukan pelatihan pencegahan dampak gas-gas beracun erupsi gunung berapi.
Adapun lokasi yang dipilih adalah SMA Kristen Schwarz di Langowan, dengan target sasaran para siswa SMA dan juga para guru yang belum mengetahui soal dampak gas beracun erupsi gunung berapi ini.
"Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kesiapsiagaan dalam pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan lewat pelatihan ke warga yang tinggal di daerah rawan, sehingga mereka tahu cara untuk menyelamatkan diri," ujar Prof. Dr. Meytij Jeanne Rampe, M.Si.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan, erupsi gunung berapi bisa berupa awan panas, lontaran material, hujan batu, lava, banjir lahar, dan gas-gas beracun. Adapun jenis gas vulkanik berupa gas beracun (toxic gasses), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Hidrogen Klorida (KCl), dan Hidrogen Fluorida (HF).
Karakteristik gas vulkanik beracun berupa kandungan gas berbahaya untuk kesehatan dan lingkungan yakni Sulfur Monoksida (CO) yang sangat beracun, tidak berwarna, tidak berbau, dengan massa jenis yang lebih ringan dari udara, dan dapat bereaksi dengan sel darah merah (Hemoglobin) dan membentuk Karboksihemoglobin sehingga Hemoglobin tidak dapat menyalurkan Oksigen di dalam darah.
Pada konsentrasi 200-400 ppm gas CO menyebabkan mual, pening, dan sakit kepala. Pada konsentrasi di atas 5.000 ppm dapat menyebabkan kematian. Sementara, konsentrasi paparan maksimum gas CO yang tidak membahayakan adalah sebesar 50 ppm (0,005% Vol)
ADVERTISEMENT
"Di sini penting untuk menghindari daerah-daerah depresi, lembah atau cekungan," kata Meytij.
Pada kesempatan itu, kedua dosen ini juga memberikan tips untuk menghindari bahaya abu dan gas-gas beracun, di antaranya:
Sementara, Vistarani Arini Tiwow, S.Si., M.Sc, mengatakan target yang dihasilkan dari masing-masing solusi yaitu terbentuknya kesiapsiagaan penanganan gas-gas beracun erupsi gunung berapi bagi Guru dan Siswa SMA Kristen Schwarz Langowan.
"Dengan pelatihan pendidikan kesehatan ini, diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan mencegah dampak gas-gas beracun erupsi gunung berapi bagi guru-guru dan siswa SMA Kristen Schwarz," ujar Vistarani kembali.