Konten Media Partner

DPRD Sulut Soroti Kelangkaan BBM Solar dan LPG yang Terjadi Jelang Natal

20 Desember 2024 7:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tabung LPG 3 Kg.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tabung LPG 3 Kg.
ADVERTISEMENT
MANADO - DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), menyoroti kinerja Pertamina, terkait dengan kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi dan juga LPG 3 Kg, yang justru terjadi jelang perayaan Natal 25 Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Anggota DPRD Sulut, Jeanne Laluyan, menanyakan tentang kuota dan juga kebijakan pengaturan pembelian, mengingat Pertamina telah memberlakukan sistem barcode untuk pembelian solar bersubsidi dan juga harus sertakan KTP saat membeli LPG 3 Kg.
"Yang menjadi anehnya, walaupun diperketat seperti dengan berbagai macam aturan, malah terjadi antrean panjang dan kelangkaan. Apakah sistem yang salah, atau memang kuota untuk Sulut yang sedikit," kata Jeanne tegas.
Tak hanya itu, Jeanne juga menyoroti pernyataan-pernyataan yang ada selama ini, yang menyebutkan jika stok aman bahkan telah ditambah untuk kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Tapi buktinya, di lapangan itu antre di SPBU dan juga antre di pangkalan LPG terlihat nyata. Bagaimana bisa bilang stok aman," ujar politisi PDIP ini.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sulut, Reza Dotulong, menyebutkan jika pihaknya bersama Pertamina selalu melakukan koordinasi, bahkan telah melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan kondisi stok aman jelang Nataru.
Diakui Reza, untuk LPG 3 Kg, saat ini sudah disalurkan 95 persen dari total kuota 82.647 metrik ton per tanggal 13 Desember 2024 lalu. Namun, pemerintah juga telah meminta penambahan distribusi 13 persen dikalikan konsumsi di bulan November 2024.
"Saat ini sebenarnya sudah over kuota 1/2 persen. Untuk menjaga over kuota, kami menambahkan permintaan tambahan sebesar 1/2 persen untuk bulan Desember 2024 ini,” kata Reza.
Reza juga menjelaskan jika di Kota Manado memang sempat terjadi kelangkaan di pangkalan, tapi bukan karena kekurangan stok tapi karena pendistribusian dari SPPBE yang terhambat, mengingat aa satu SPPBE di Minahasa Utara yang alami kerusakan, sehingga menyebabkan over pelayanan di SPPBE Kairagi.
ADVERTISEMENT
"Untuk di tanggal 17 November 2024 suplai Kota Manado itu drop dan hampir tidak ada di saat terjadi kerusakan stasiun Minut. Tapi sekarang sudah berjalan normal, tapi masih ada panic buying karena memang diakui sempat terjadi ketidakpastian yang menyebabkan masyarakat panik,” ujar Reza.
"Perlu juga diketahui, jika kami mendapati ada peningkatan pembelian, di mana dulu satu rumah tangga hanya beli satu tabung, kini datang dengan dua tabung atau lebih, karena pemakaian memang meningkat jelang Natal. Ini juga ikut berpengaruh," katanya lagi.
Sementara, pihak Pertamina melalui Sales Area Manager Retail Sulawesi Utara dan Gorontalo, Angga Yudiwinata Putra, mengatakan jika koordinasi tetap dilakukan Pertamina dan Biro Perekonomian setiap saat.
Angga juga mengatakan jika pihaknya melakukan pengawasan ketat terhadap pangkalan, dengan memberikan respons pemindahan pasokan jika menemukan pangkalan nakal yang lebih banyak menjual ke pengecer.
ADVERTISEMENT
"Tentunya pihak Pertamina selalu melaporkan semua hal terkait dengan penyaluran, stok dan juga tindakan yang dilakukan kepada pihak pemerintah," kata Angga kembali.