news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta Terkait Viral Siswa di Manado Diusir Akibat Tak Bayar Uang Komite

Konten Media Partner
5 Desember 2022 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi siswa SMA di Kota Manado.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siswa SMA di Kota Manado.
ADVERTISEMENT
MANADO - Sejumlah fakta diperoleh oleh Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terkait dengan viral seorang siswa salah satu SMA Negeri yang diusir dari ruang ujian akibat belum membayar Uang Komite sebesar Rp 300 ribu.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Daerah Sulut, Sri Ratna Pasiak yang memimpin investigasi menyebutkan jika persoalan ini menjadi atensi khusus dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut. Bahkan menurut Sri, Kepala BKD Provinsi Sulut sampai turun tangan langsung.
"Pak Gubernur dan Wakil Gubernur langsung memberi perhatian khusus terkait kasus ini. Bahkan, kepala BKD juga memonitor langsung viralnya seorang siswa yang tak ikut ujian karena belum membayar uang komite," kata Sri.
Sehari setelah viral, Sri mengaku langsung memanggil Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Ujian dan juga Security di SMA Negeri yang dimaksud. Selain itu, orang tua beserta siswa yang viral diusir karena belum bayar uang komite juga dipanggil terpisah.
Dari hasil wawancara ditemukan fakta jika tindakan pengusiran atau melarang siswa untuk tidak ikut ujian sama sekali tidak pernah terjadi. Bahkan, siswa tersebut dari awal hingga akhir mengikuti ujian di sekolah negeri tersebut.
ADVERTISEMENT
“Saya bertanya kepada pihak orang tua. Ibu, maaf apakah anak ibu pada hari Senin tidak ikut ujian?. Dia (orang tua siswa) bilang ikut. Terus saya tanya, anaknya ibu dipulangkan?, dia bilang tidak, anaknya tidak dipulangkan dari sekolah, tidak dikeluarkan dari sekolah," kata Sri mengutip hasil wawancara dengan orang tua siswa.
Selain ke orang tua, Sri juga menanyai security sekolah terkait apakah ada siswa yang pulang saat ujian berlangsung. Menurut Sri, security mengaku tidak ada siswa yang pulang.
"Kenapa harus security yang ditanyakan, karena dia tahu alur ke luar masuk siswa di sekolah itu. Dan Security bilang tidak ada siswa yang ke luar saat ujian," kata Sri.
Sri juga mengaku meminta bukti dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah terkait apakah benar siswa tersebut ikut ujian. Pihak sekolah kemudian memberikan bukti, di mana Panitia Ujian menyebutkan semua siswa pada hari itu ikut serta dalam ujian.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya bukti-bukti di lapang itu, Sri pun berani membantah informasi bahwa siswa tersebut diusir dan tidak ikut ujian, di mana dia bilang jika informasi tersebut tidak sesuai fakta.
Lanjut dikatakan Sri, dia juga mencari tahu sumber awal yang membuat viral jika ada siswa yang diusir karena tak bayar uang komite. Ternyata, hal itu disebabkan kesalahpahaman dari siswa yang viral itu setelah mendengar pernyataan salah satu siswa atau temannya terkait dengan ada dugaan jika tidak bayar uang komite bisa tidak diizinkan ikut ujian.
“Ternyata penjelasan anaknya (siswa) bukan guru yang bilang, tapi temannya yang bilang. Jadi temannya itu yang bilang, kalau tidak membayar uang komite tidak akan diizinkan masuk kelas,” ujar Sri kembali.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Sri mengatakan jika pihaknya telah memberikan teguran kepada Kepala Sekolah dan para guru terkait permintaan uang komite. Menurutnya, hal itu seharusnya tidak mengikat melainkan hanya kerelaan atau sumbangan saja.
"Jadi sifatnya sumbangan sukarela bukan wajib. Kalau orang tua kasih Rp 5 ribu atau Rp 10 juta ya sekolah harus bersyukur. Tapi kalau orang tua tak memberikan tak apa-apa," ujar Sri kembali.
febry kodongan