GAMKI dan GPS Beri Pendampingan ke Siswi SMA Motoling Korban Dugaan Pelecehan

Konten Media Partner
19 Oktober 2021 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan antara pihak GAMKI Sulut dan GPS dengan para siswa korban dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru di SMA Motoling
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan antara pihak GAMKI Sulut dan GPS dengan para siswa korban dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru di SMA Motoling
ADVERTISEMENT
MANADO - Dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap sejumlah siswi di SMA Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), terus mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
Kali ini datang dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulut dan Gerakan Perempuan Sulut (GPS). Kedua organisasi ini turun langsung di SMA Motoling untuk melakukan advokasi.
Ketua GAMKI Sulut, Yowanda Yonggara, bersama Kordinator GPS, Ruth Ketsia Wangkai, menjelaskan jika pihaknya merasa perlu untuk melakukan pendampingan untuk para korban, walaupun pelaporan tentang hal tersebut sudah dilakukan pada pihak kepolisian.
"Kedatangan kami di Motoling guna memberikan advokasi kepada para korban dan memberikan penguatan pemulihan dari trauma yang korban rasakan," Kata Wanda, Selasa (19/10).
Dikatakannya, ada informasi yang menyebutkan jika para siswa yang menjadi korban, awalnya takut melaporkan, dengan alasan takut tidak lulus mengingat oknum guru tersebut merupakan satu-satunya pengajar di salah satu mata pelajaran. Tak hanya itu, oknum guru ini ternyata sering membantu para siswa untuk kuliah lewat beasiswa.
ADVERTISEMENT
"Hal ini membuktikan bagaimana relasi kuasa yang timpang antara Guru dan siswa, sehingga secara kuat mempengarui psikologi dari korban pelecehan seksual. Bagaimana korban tidak berani melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya, karena berada di posisi yang tidak setara dengan pelakunya," ujar Wanda.
Wanda pun mengingatkan kepada semua anak-anak maupun perempuan yang mengalami pelecehan maupun kekerasan, agar jangan pernah takut bersuara.
"Jangan normalisasi pelecehan yang kalian alami. Kalau memang merasa kurang nyaman atas perlakuan yang diterima, jangan tunda-tunda untuk sampaikan keberatan. Kalau perlu pendampingan jangan ragu untuk reach out ke orang sekitar yang kalian percayai," ujarnya kembali.
Sementara, Pdt Ruth Ketsia Wangkai, mengatakan jika pihaknya akan terus mengawal kasus ini agar berproses dengan baik di kepolisian, serta siswi yang menjadi korban maupun pelapor, tidak mendapatkan diskriminasi di sekolah dan lingkungan mereka.
ADVERTISEMENT
"Tentunya ada beberapa hal yang akan kami lakukan dalam mengawal proses ini hingga tuntas," ujar Pdt Ruth.
Sekadar diinformasikan, seorang guru diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap sejumlah siswi di SMA Motoling. Kasus ini terungkap setelah beredar empat foto yang memperlihatkan oknum guru tersebut meremas payudara siswi. Kasus ini sendiri sudah berujung pada penahanan oknum guru tersebut oleh pihak Polres Minsel.
anes tumengkol