Gunung Karangetang Dipayungi Awan, Warga Hubungkan dengan Ombak Besar

Konten Media Partner
3 Agustus 2019 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, diselimuti oleh awan berbentuk topi. Fenomena ini diartikan warga sebagai pertanda akan terjadi gelombang atau ombak besar di perairan sulawesi
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, diselimuti oleh awan berbentuk topi. Fenomena ini diartikan warga sebagai pertanda akan terjadi gelombang atau ombak besar di perairan sulawesi
ADVERTISEMENT
Sejak Jumat (2/8) kemarin, Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara diselimuti oleh Awan berbentuk topi yang seolah-olah tengah melindungi puncak gunung yang baru dua pekan ini mengalami erupsi.
ADVERTISEMENT
Fenomena yang juga pernah terjadi pada tahun 2009 ini, langsung dikaitkan dengan kondisi alam terutama di perairan sementara tidak bersahabat. Masyarakat mengkaitkan hal ini dengan akan munculnya ombak besar di perairan.
Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Bob Ch Wuaten ST, menyebutkan jika kearifan lokal warga di Sitaro, memang hingga kini masih dipegang sebagian besar masyarakat.
"Seperti ketika muncul awan berbentuk topi yang seperti memayungi Gunung Karangetang, masyarakat mengaitkannya dengan kondisi alam. Oleh warga, diyakini ketika gunung ditutupi awan seperti ini, maka itu berkorelasi dengan keadaan di laut yang sudah pasti bergelombang besar," kata Wuaten.
Wuaten menyebutkan, ketika warga melihat fenomena itu, rata-rata akan memilih enggan untuk berlayar, karena sudah pasti lautan sangat bergelombang.
ADVERTISEMENT
"Biasanya kejadian ini muncul ketika sedang bertiup angin ke arah selatan,” katanya.
Namun demikian, menurut Wuaten, jika dilihat dari ilmu pengetahuan, munculnya awan berbentuk topi dikarenakan pengaruh pusaran angin di puncak gunung Karangetang yang pernah dibaptis dengan nama Johanes ini.
"Sebenarnya, kawah bertopi adalah fenomena yang biasa,” ujar Wuaten kembali.
Sekadar diinformasikan, melansir dari akun Instagram Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), @infobmkg, awan topi termasuk awan jenis stratus atau tumbuhnya menyamping. Awan tersebut melayang di atas puncak gunung.
Selain itu, awan topi berbentuk lenticular atau cekung cembung. Penyebab timbulnya awan tersebut karena adanya angin lapisan atas pada arah horizontal.
franky salindeho