Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Gunung Karangetang Erupsi Lagi, Warga Dilarang Berada di Radius 2,5 KM
17 Juli 2019 21:26 WIB
ADVERTISEMENT
Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara kembali mengalami erupsi. Selasa (16/7) sekira pukul 22.30 WITA, letusan terjadi dengan jarak letusan mencapai 1-1,5 kilometer ke arah Kali Beha, Desa Karalung, Kecamatan Siau Timur.
ADVERTISEMENT
Peningkatan aktifitas gunung ini sendiri, termonitor sudah sejak lima hari sebelum meletus. Terjadi fluktuasi kegempaan yang bersumber pada lokasi dangkal tidak jauh dari dasar kawah gunung.
“Terekam jumlah fase gempa, banyak yang melebihi jumlah rata-rata perhari (< 5 gempa) menjadi lebih dari 5 gempa perhari, namun berfluktuasi setiap harinya,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api di Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, Rabu (17/7).
Ia menjelaskan, gempa tersebut berasosiasi dengan pembentukan lava padat yang mencapai dasar kawah. Sehingga oleh pengamat PGA, empat hari lalu dilaporkan mendengar suara guguran batu lava, ke arah Kali Nanitu dan Kali Batuawang.
“Dan sejak pukul 18.00 WITA Selasa (16/7), terekam gempa tremor menerus, dan tremor menerus ini berasosiasi dengan aliran magma cair ke dasar kawah dari kantong magma dangkal dan aliran lava encer, berlanjut ke arah lereng timur atau menuju Kali Beha,” ujar Gunawan.
ADVERTISEMENT
Gunawan menyebutkan, saat ini gunung masih dengan status Siaga level III, dimana rekomendasi bagi masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan).
“Masyarakat di sekitar gunung sudah dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung agar meningkatkan kesiapsiagaan,” ujar Gunawan kembali.
franky salindeho