Isu Wabup Sangihe Diracun Makin Liar, 'Uji Racun' terhadap Jenazah Dilakukan

Konten Media Partner
14 Juni 2021 16:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers terkait dengan hasil autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers terkait dengan hasil autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
SANGIHE - Tim Forensik yang melakukan autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, telah menyampaikan kesimpulan sementara, jika kematian dari almarhum disebabkan oleh penyakit menahun yang dideritanya. Hal ini berdasarkan pemeriksaan beberapa organ, yang menunjukan gejala itu.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Tim Forensik Polda Sulawesi Utara (Sulut) yang terdiri dari dr. Faizal Zulkarnaen, Direktur RS Bhayangkara Manado, dr. Nola Mallo, Spesialis Forensik dan dr. Elisa Rompas, Spesialis Forensik dari RS Prof Kandow Manado serta AKBP Gani F Siahaan SIK MH, Direktur Kriminal Umum Polda Sulut, tetap mengirimkan sejumlah sampel ke Laboratorium Forensik (Labfor) untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pengiriman sampel ke Labfor ini, menurut dr. Faizal Zulkarnaen adalah untuk uji toksikologi, di mana hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengetahui lebih mendalam, apa yang ada di dalam tubuh Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong.
Hal ini dikatakan Zulkarnaen untuk lebih memastikan, walaupun pada saat pemeriksaan awal yang dilakukan, memang tidak ditemukan adanya indikasi adanya racun di tubuh Wakil Bupati.
ADVERTISEMENT
"Dengan isu-isu yang berkembang adanya indikasi diracun, pada saat pemeriksaan kami tidak temukan. Namun, kami tetap mengambil sampel untuk pemeriksaan toksikologi dan pemeriksaan jaringan organ," ujar Zulkarnaen.
Lanjut dikatakannya, pemeriksaan toksikologi akan dikirimkan ke Labfor untuk pemeriksaan racun dan bahan-bahan lainnya. Sementara, untuk pemeriksaan jaringan, akan dikirimkan ke Rumah Sakit Kandou, dan akan langsung diperiksa di Manado. akan diperiksa di Manado.
"Langkah ini memang harus kami ambil, walaupun dari gambaran autopsi, sudah terlihat. Ini lebih memastikan lagi, jadi kami kirim ke Laboratorium Forensik," ujar Zulkarnaen.
"Jadi benar kami tim forensik gabungan dari rumah sakit Bhayangkara yang diwakili oleh saya sendiri dengan teman-teman forensik dari rumah sakit Kandou yaitu dokter Elisa dan dokter Nola jadi tim kami ada 3 dokter forensik 4 asisten tadi pagi telah melaksanakan kegiatan otopsi atas permintaan penyidik hasil sementara otopsi kami temukan ada beberapa penyakit menahun dari organ-organ almarhum.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolres Sangihe AKBP Toni Budi Susetyo SIK dalam keterangan persnya, mengucapkan terima kasih kepada pihak keluarga, yang mau memberikan izin untuk jenazah dilakukan autopsi.
"Pada kesempatan ini, atas nama pak Kapolda Sulut, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak keluarga yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan autopsi ini. Hal ini, sangat membantu pihak penyidik, dan juga membantu masyarakat supaya tidak berspekulasi, sehingga semua terang benderang penyebab kematian almarhum," kata Susetyo kembali.
manadobacirita