Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Jerman Jadi Negara ke-9 Tujuan Ekspor Tanaman Hias Alocasia Asal Sulut
25 Juni 2021 7:04 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:06 WIB

ADVERTISEMENT
MANADO – Jerman secara resmi menjadi negara tujuan ekspor komoditi Alocasia, salah satu jenis tanaman hias yang berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Araceae, asal Sulawesi Utara (Sulut).
ADVERTISEMENT
Negara pemenang empat kali piala dunia sepakbola ini, menjadi negara kesembilan tujuan ekspor Alocasia asal Sulut, setelah sebelumnya sudah ada Singapura, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Hong Kong, Guam, Korea Selatan dan Rusia.
Saragih menjelaskan, yang terpenting dari ekspor tanaman hias adalah tetap menjaga plasma nutfah kekayaan hayati Indonesia, dan juga tanaman dalam keadaan sehat, memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan.
"Meski pengirimannya belum banyak, ekspor perdana tersebut menjadi jalan untuk ekspor selanjutnya. Yang terpenting selain kuantitas atau jumlah, adalah kualitas. Apa yang kita kirim harus terjamin kesehatannya, tidak ada hama penyakitnya, sehingga kontinuitas atau keberlanjutan pengiriman bisa dijaga. Itu yang penting,” tutur Donni.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dari data nasional IQFAST Badan Karantina Pertanian, pada tahun 2020, ekspor Alocasia mencapai 16,9 ribu batang, dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar Rp 1,6 milyar. Selain dari wilayah Jawa, ekspor Alokasia juga berasal dari Wilayah Kepulauan Riau, Entikong dan Denpasar.
“Karantina Pertanian Manado sendiri, melakukan pendampingan bersama instansi terkait, terutama pemenuhan persyaratan kesehatan negara tujuan ekspor. Ini sesuai dengan program GRATIEKS yang dicanangkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo,” ungkap Donni.
Sementara itu, Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian di Jakarta memberi apresiasi terhadap upaya tersebut, dan mendorong agar upaya pendampingan dilakukan oleh semua instansi terkait. Menurut Bambang, upaya pendampingan itu bisa dalam bentuk pemberian informasi peta komoditas pertanian ekspor.
"Baik pada calon eksportir maupun pelaku ekspor yang sudah ada, agar bisa menjadi referensi bagi pengembangan dan peningkatan ekspor tiga kali lipat (GRATIEKS)," kata Bambang kembali.
ADVERTISEMENT
manadobacirita