Konten Media Partner

Kabupaten Sitaro Jadi Daerah Terbaik Penanganan Stunting di Sulawesi Utara

22 Oktober 2023 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjabat Bupati Sitaro, Joi Eltiano B Oroh, menerima penghargaan daerah terbaik dalam penanganan stunting dari Wakil Gubernur Sulut, Steven O E Kandouw
zoom-in-whitePerbesar
Penjabat Bupati Sitaro, Joi Eltiano B Oroh, menerima penghargaan daerah terbaik dalam penanganan stunting dari Wakil Gubernur Sulut, Steven O E Kandouw
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Kabupaten Sitaro meraih penghargaan sebagai daerah terbaik penanganan stunting di Sulawesi Utara (Sulut), dari Pemerintah Provinsi Sulut.
ADVERTISEMENT
Penghargaan itu diserahkan Wakil Gubernur Sulut, Steven O E Kandouw, kepada Penjabat Bupati Sitaro, Joi Eltiano B Oroh, di Rapat Koordinasi dan Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) se-Sulut di Manado baru-baru ini.
Penjabat Bupati Sitaro, Joi Eltiano B Oroh, mengaku bersyukur dan bangga dengan penghargaan itu. Dia mengaku, penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi pemerintah daerah untuk terus melakukan berbagai terobosan menekan angka stunting di daerah tersebut.
"Tentunya kerja penanganan stunting sudah pasti akan terus dilakukan. Target utama adalah kita capai target nasional terkait prevalensi stunting itu," ujar Joi.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulut, Steven O E Kandouw, mengucapkan salut dan selamat, serta memberikan apresiasi kepada beberapa daerah khususnya Kabupaten Sitaro dalam capaian penanganan stunting.
ADVERTISEMENT
"Semoga daerah lain terus meningkatkan upaya percepatan penanganan stunting. Kita wajib bersyukur, karena kasus stunting di Sulut mengalami penurunan, di mana saat ini angkanya sudah berada di 20,5 persen pada 2023 ini," ujar Steven.
Sebelumnya, angka kasus stunting di Kabupaten Sitaro tahun 2022 ini berjumlah 15 kasus. Angka ini turun dari sebelumnya yakni 20 kasus. Ini berpengaruh pada angka prevalensi stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, telah berada di angka 14,4 persen.
franky salindeho