Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kapolda Sulut Beri Atensi Kasus Dugaan Pelecehan 5 Bocah Perempuan di Sangihe
8 Juli 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MANADO - Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Irjen Pol Setyo Budiyanto, memberikan atensi khusus kepada kasus dugaan pelecehan terhadap lima bocah perempuan di Sangihe, yang diduga dilakukan oleh aparat desa.
ADVERTISEMENT
Setyo menyebutkan akan memerintahkan jajarannya dalam hal ini Kapolres Kepulauan Sangihe untuk segera menindaklanjuti kasus tersebut hingga tuntas dan benar-benar terungkap secara transparan.
“Terima kasih, saya atensi untuk ditindaklanjuti oleh Kapolres Sangihe,” kata Setyo saat dihubungi.
Sebelumnya, didampingi Keluarga, lima korban pelecehan, Rabu (5/7), mendatangi Kantor UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P3A) yang ada di Jalan TNI No.2, Tikala Ares, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
Mereka meminta tolong dan perlindungan ke Dinas yang dipimpin oleh Kartika Devi Tanos tersebut. Selain itu juga, keluarga memohon kasus tersebut bisa didampingi oleh pihak Dinas P3A Sulut, agar pihak kepolisian dalam hal ini Polres Kepulauan Sangihe segera menangani kasus yang sudah dilaporkan sejak tahun 2022 ini.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah lapor sejak tahun 2022 tapi pihak kepolisian tak menindaklanjuti hingga saat ini," kata Aling Manginsihi, perwakilan keluarga korban.
Disampaikan Aling, sejak dilaporkan pada tahun 2022, pihak terduga pelaku masih bisa berkeliaran dengan bebas, sehingga membuat anak-anak korban pelecehan merasa tertekan psikis dan mengalami ketakutan.
Untuk itu kedatangan mereka ke Dinas P3A Sulut agar supaya bisa mendesak pihak kepolisian segera menangkap terduga pelaku kasus ini dan segera melakukan penetapan tersangka, dan memberikan hukuman sesuai dengan perbuatannya.
"Harapan kami agar pelaku segera ditangkap. Ini juga demi masa depan anak-anak ini, karena merasa selalu dibayangi ketakutan karena pelaku masih bisa berkeliaran dengan bebas," ujar Aling kembali.
febry kodongan