Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Keluarga 5 Bocah Korban Pelecehan di Sangihe Minta Pertolongan DP3A Sulut
6 Juli 2023 5:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MANADO - Lima orang bocah perempuan diduga korban pelecehan aparat desa Kalama, Kecamatan Tatuareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut), mendatangi Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Sulut, Rabu (5/7), untuk meminta pertolongan dan perlindungan.
ADVERTISEMENT
Didampingi keluarga, mereka memohon kasus tersebut bisa didampingi oleh pihak Dinas P3A Sulut, supaya bisa mendorong pihak kepolisian dalam hal ini Polres Kepulauan Sangihe agar segera menangani kasus yang sudah dilaporkan sejak tahun 2022 tersebut.
"Kami sudah lapor sejak tahun 2022 tapi pihak kepolisian tak menindaklanjuti hingga saat ini," kata Aling Manginsihi, perwakilan keluarga korban.
Disampaikan Aling, sejak dilaporkan pada tahun 2022, pihak terduga pelaku masih bisa berkeliaran dengan bebas, sehingga membuat anak-anak korban pelecehan merasa tertekan psikis dan mengalami ketakutan.
Untuk itu kedatangan mereka ke Dinas P3A Sulut agar supaya bisa mendesak pihak kepolisian segera menangkap terduga pelaku kasus ini dan segera melakukan penetapan tersangka, dan memberikan hukuman sesuai dengan perbuatannya.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami agar pelaku segera ditangkap. Ini juga demi masa depan anak-anak ini, karena merasa selalu dibayangi ketakutan karena pelaku masih bisa berkeliaran dengan bebas," ujar Aling kembali.
Kepala UPTD Dinas P3A Sulut, Marsel Silon, menyebutkan jika pihaknya segera mengambil alih persoalan tersebut, walaupun sebenarnya kasus itu adalah ranah dari dinas di Kabupaten kepulauan Sangihe.
“Langkah selanjutnya, pihak kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan terkait psikologi anak-anak korban ini. Kami juga akan menyiapkan bantuan hukum,” kata Marsel.
Sementara itu, Joice Worotikan dari Gerakan Perempuan Sulut, menyebutkan jika pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Joice menyesalkan lambatnya tindakan kepolisian terkait dengan kasus-kasus kekerasan maupun pelecehan terhadap perempuan dan anak.
"Kasus ini jadi perhatian kami GPS karena ini menyangkut kehidupan anak perempuan yang jadi korban pelecehan," kata Joice kembali.
ADVERTISEMENT
febry kodongan