Keluarga Korban Pembantaian KKB Akui Sakit Hati, Minta Pemerintah Bertindak

Konten Media Partner
2 Oktober 2022 22:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pemakaman jenazah Yafet Rompis di TPU Kayuwatu Manado. Yafet adalah korban pembantaian oleh KKB di Papua.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemakaman jenazah Yafet Rompis di TPU Kayuwatu Manado. Yafet adalah korban pembantaian oleh KKB di Papua.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Yafet Jorgen Rompis (50), warga asal Sulawesi Utara (Sulut) menjadi korban pembantaian yang dilakukan kelompok separatis KKB terhadap pekerja proyek pembukaan jalan di Papua.
ADVERTISEMENT
Pria asal Malalayang, Kota Manado tersebut, dibantai saat sedang bekerja mengoperasikan ekskavator di lokasi proyek. Dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari para anggota KKB. Video pembantaian itu pun tersebar ke seluruh Indonesia, tak terkecuali ke keluarga Yafet yang ada di bumi Nyiur Melambai.
Ditemui wartawan, keluarga Yafet menceritakan jika mereka melihat aksi pembantaian yang dilakukan oleh KKB lewat video yang tersebar di grup whatsapp. Mereka juga langsung mengetahui jika Yafet menjadi korban aksi brutal itu.
"Kami melihatnya di video yang beredar. Kemudian kami cek berita dan memang ada kejadian itu. Kami tentunya sangat sedih," ujar Vanclief Rompis, anak Yafet.
Dikatakan Vanclief, dirinya benar-benar sakit hati saat melihat video tersebut. Apalagi perlakuan yang dilakukan terhadap ayahnya tentu sangat tidak manusiawi. Dikatakannya, siapa pun keluarga yang melihat akan sakit hati.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurutnya, ada rasa yang muncul di dalam hatinya untuk bisa membalas perbuatan yang harus diterima oleh ayahnya itu. Namun, dirinya mengaku jika hal itu tidak akan membuat situasi membaik.
"Kami serahkan sepenuhnya ke pemerintah untuk masalah ini. Kami menunggu aksi pemerintah terkait dengan kasus ini," ujar Vanclief yang tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang sedih.
Sementara, Anto, anak mantu dari korban menyebutkan jika sosok Yafet sangat baik. Bahkan disebutnya memiliki perhatian yang baik untuk keluarga termasuk keluarganya.
"Ya sekali lagi, sakit hati pasti ada jika melihat tindakan yang diterima ayah kami. Tapi, itu kami serahkan sepenuhnya ke pemerintah bagaimana menyelesaikan kasus ini," ujar Anto kembali.
febry kodongan