Konten Media Partner

Klarifikasi Kepala Desa Tumaluntung Minsel Soal Perusakan Rumah Ibadah

25 Oktober 2021 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah yang disebut sebagai rumah ibadah Jemaat Advent di Desa Tumaluntung
zoom-in-whitePerbesar
Rumah yang disebut sebagai rumah ibadah Jemaat Advent di Desa Tumaluntung
ADVERTISEMENT
MINSEL - Kepala Desa Tumaluntung, Jener Mandey, menyesalkan viralnya video dengan narasi jika di desa tersebut telah terjadi perusakan rumah ibadah yang dilakukan oleh aparat desa. Menurutnya, narasi tersebut sangat menyesatkan dan justru bisa memicu perpecahan.
ADVERTISEMENT
Kepada wartawan, Senin (25/10), Jener menyebutkan jika tidak ada rumah ibadah jemaat Advent di desa tersebut, sebagaimana yang ada di video. Menurutnya, rumah itu adalah rumah tinggal sebagaimana pelaporan di registrasi desa.
"Bangunan itu adalah bangunan tempat tinggal. Kami kaget, tidak ada konfirmasi kemudian video beredar dan terekspos. Kegiatan disitu juga tidak melapor ke pemerintah desa, ataupun kepala jaga di Desa Tumaluntung," kata Jener.
Jener kemudian mengatakan, di desa tersebut tidak ada pelarangan orang untuk beribadah, karena hal itu sudah diatur dalam Pancasila dan Undang-undang. Namun, ada kebijakan atau kearifan lokal yang sudah ada sejak turun temurun, untuk rumah ibadah hanya ada satu di daerah tersebut.
"Secara turun temurun, kita diwariskan orang tua, bisa juga dikatakan secara adat. Dari dulu tetap memegang teguh apa yang dinamakan kebersama-samaan. Orang tua kami berusaha tetap satu, dari dulu, nene tete, opa oma, hanya ada di satu gereja di Desa Tumaluntung, gereja GMIM," ujar Jener.
ADVERTISEMENT
Lanjut dijelaskannya, untuk persoalan perusakan yang terjadi, sudah dilakukan mediasi yang dipimpin langsung oleh Bupati Minsel, Frangky Wongkar, bersama dengan pihak kepolisian dan juga aparat pemerintahan Kecamatan Tareran, dan telah diambil kesepakatan bersama.
Dirinya juga mengimbau, agar orang-orang yang tidak mengetahui asal usul persoalan untuk tidak mempercayai informasi yang sesat terkait Desa Tumaluntung, karena hingga saat ini di daerah tersebut semuanya berasaskan Pancasila dan juga memegang teguh aturan yang ada.
"Jangan mudah percaya dengan apa yang disampaikan tentang kejadian yang divideokan itu. Semua sudah ada aturannya. Sekali lagi, insiden ini bukan terkait rumah ibadah, tetapi hanya rumah tinggal yang ketentuannya jelas," kata Jener kembali.
febry kodongan