Konten Media Partner

KPU Sulut Bantah Ada Permainan Anggaran Saat Debat Pilgub Sulut

12 Oktober 2024 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evaluasi pelaksanaan debat publik Pilgub Sulawesi Utara tahun 2024 yang digelar KPU, Sabtu (12/10).
zoom-in-whitePerbesar
Evaluasi pelaksanaan debat publik Pilgub Sulawesi Utara tahun 2024 yang digelar KPU, Sabtu (12/10).
ADVERTISEMENT
MANADO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut), menggelar evaluasi pelaksanaan debat publik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2024, yang telah dilaksanakan di Kota Kotamobagu, Rabu (9/10) lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat evaluasi itu, KPU menghadirkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), pihak kepolisian, Sekretariat KPU, EO, tim panelis, perwakilan pasangan calon, tim perumus serta media.
Pada kesempatan itu, Anggota KPU Sulut, Awaluddin Umbola, kembali membantah jika telah terjadi permainan anggaran saat debat Pilgub Sulut perdana di Kota Kotamobagu tersebut, sehingga menyebabkan adanya insiden genset jebol yang berakibat berhentinya pelaksanaan debat sekitar satu jam.
"Tidak benar ada main mata. Insiden (genset jebol) itu murni di luar jangkauan. Ini akan jadi bahan evaluasi untuk kami di debat kedua," kata Awaluddin.
Awaluddin juga mengaku jika saat kejadian tersebut, pihaknya langsung tampil meminta maaf ke publik dan disiarkan secara langsung, sebagai bentuk pertanggungjawaban KPU atas persoalan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Ini jadi pelajaran untuk kami. Kami terima semua masukkan termasuk berita yang dimuat sebagai bahan evaluasi kami. Terkait dengan persoalan listrik, harusnya memang menggunakan PLN sejak awal," ujar Awaluddin kembali.
Sementara, Sekretaris KPU Provinsi Sulut, Meidy Malonda, menyebutkan jika pihaknya selalu menggunakan anggaran sebaik mungkin. Menurutnya, pihak Sekretariat KPU memiliki integritas, sehingga tidak mungkin melakukan deal anggaran.
Justru menurut Meidy, pihak KPU justru melakukan efisiensi anggaran pada debat, di mana anggaran yang diplot sebesar Rp 502 juta negosiasi menjadi Rp 451 juta.
Pihak EO yang hadir dalam kegiatan evaluasi itu, juga menjelaskan terkait dengan penggunaan genset yang akhirnya jebol. Menurut Regina, perwakilan EO, genset yang digunakan adalah genset baru dan memiliki kapasitas yang lebih dari penggunaan daya listrik saat debat.
ADVERTISEMENT
Adapun Pimpinan Bawaslu Sulut, Zulkifli Densi, memberikan perhatian lebih terkait genset yang jebol tersebut. Menurutnya, hal ini cukup fatal, karena justru memberikan kesempatan berulang kepada salah satu calon untuk memutar video kampanye mereka.
"Insiden genset itu memang harus jadi perhatian penuh. Apalagi terjadi penayangan dua kali video milik salah satu pasangan calon karena alasan itu. Ini disiarkan langsung dan ditonton banyak masyarakat," ujar Zulkifli tegas.