Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Mengenal Bataha Santiago, Raja dari Sangihe Sulut yang Jadi Pahlawan Nasional
7 November 2023 21:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
"Biar saya mati digantung, daripada tunduk kepada penjajah". Kutipan kalimat dari Bataha Santiago, Raja dari Sangihe , Sulawesi Utara (Sulut), menjadi salah satu bukti bagaimana kecintaan seorang raja kepada Nusantara .
ADVERTISEMENT
Kutipan kalimat ini juga diukir di prasasti makam Raja Bataha Santiago yang ada di desa Karatung I, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Raja Bataha Santiago, memilih untuk berperang dengan Belanda dan menjadi satu-satunya kerajaan yang menolak perjanjian kerja sama dengan Gubernur Belanda, Robertus Padtbrugge, yang berkedudukan di Maluku, karena menganggap perjanjian itu justru merugikan masyarakat, serta dia sebagai raja tak mau tunduk kepada penjajah.
Keputusan yang diambilnya itu akhirnya membuat Belanda geram. Belanda kemudian terus berusaha untuk menjatuhkan. Akhirnya pada tahun 1675, Raja Bataha Santiago yang tertangkap kemudian dihukum gantung di Tanjung Tahuna oleh Belanda.
Budayawan asal Nusa Utara, Iverdixon Tinungki, menceritakan tentang bagaimana Raja Bataha Santiago, kemudian memilih untuk melawan Belanda, yang saat itu datang dengan bermoduskan menawarkan perjanjian persahabatan kepada seluruh kerajaan di wilayah Nusa Utara.
ADVERTISEMENT
"Raja Bataha Santiago yang sekolah kepemimpinan di Universitas Santo Thomas Manila-Filipina, sudah tahu misi dari bangsa-bangsa Eropa seperti seperti Portugal, Spanyol dan juga Belanda, yang hanya ingin mengambil hasil bumi Nusantara, kemudian menolak kerja sama itu," kata Iverdixon.
Menurut Iverdixon, Raja Bataha Santiago yang saat itu sudah menjabat sebagai Raja selama delapan tahun, tahu jika Belanda datang maka kesejahteraan warga akan dirampas, sehingga dia memilih untuk menolak dan berperang melawan Belanda.
Ditambah lagi, Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) juga mengeluarkan kontrak panjang yang disebut Lange Contract, sehingga semakin meyakinkan Raja Bataha Santiago jika kontrak atau perjanjian yang panjang itu merugikan warga dan kerajaan yang dipimpinnya.
"Ada sebuah frasa tentang kecintaannya pada tanah air yang paling banyak diketahui masyarakat Sangihe yakni, I kite mendiahi wuntuang ‘u seke, nusa kumbahang katumpaeng yang artinya Kita harus menyiapkan pasukan perang, agar negeri kita jangan dimasuki musuh. Ini bukti perlawanannya,” ujar Ivedixon, yang tulisannya sudah dimuat dalam bentuk buku.
ADVERTISEMENT
Raja Bataha Santiago sendiri akan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2023 mendatang. Penetapan gelar Pahlawan Nasional tersebut telah disetujui Presiden Jokowi dalam surat Kementerian Sekretaris Negara bernomor R-09/KSN/SM/Gt.02.00/11/2023 yang ditujukan kepada Menteri Sosial.
franky salindeho