Mesin Perahu Mati, 6 Warga Minahasa Terombang-ambing di Perairan Laut Tanawangko

Konten Media Partner
27 Maret 2023 13:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Basarnas Manado saat berhasil menemukan perahu milik warga Tanawangko, Minahasa yang terombang-ambing selama 6 jam di laut karena mesin perahu mati.
zoom-in-whitePerbesar
Tim Basarnas Manado saat berhasil menemukan perahu milik warga Tanawangko, Minahasa yang terombang-ambing selama 6 jam di laut karena mesin perahu mati.
ADVERTISEMENT
MINAHASA - Enam orang warga Desa Tanawangko, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) terombang-ambing di perairan laut Tanawangko selama enam jam usai perahu yang digunakan mereka untuk mencari cumi-cumi mati mesin, Minggu (26/3) malam.
ADVERTISEMENT
Tak hanya mati mesin, perahu yang ditumpangi keenam warga masing-masing Steven Semen, Berti Makagansa, Mario Rengkung, Ronal Sadanto, Edward, dan Kres Semen ini kemudian terbawa arus yang membuat mereka semakin menjauh dari daratan.
Keenam warga Tanawangko ini mencoba untuk memperbaiki mesin tapi tak kunjung berhasil. Beruntung, salah satu warga berhasil menghubungi pihak Basarnas untuk meminta pertolongan.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Manado, Jandri Paendong mengatakan jika Senin (27/3) dini hari sekitar pukul 00.30 Wita, tim yang mendapatkan informasi tentang kondisi membahayakan jiwa manusia di perairan laut Tanawangko, langsung bergegas ke lokasi tersebut.
Tim penyelamat sendiri sempat tak menemukan para korban di tempat yang sesuai dengan titik yang diberikan. Akan tetapi tim langsung melaksanakan pencarian dengan menggunakan metode lampu senter dan akhirnya menemukan mereka dua mil ke arah utara.
ADVERTISEMENT
"Saat ditemukan, para korban dalam keadaan selamat. Perahu kemudian langsung ditarik kembali ke Tanawangko," kata Jandri, Senin (27/3).
Dijelaskan Jandri, dalam proses pencarian tersebut, mereka memang sempat mengalami kesulitan karena adanya kendala pencahayaan yang minim, apalagi di tengah perairan yang memang dalam kondisi gelap.
Selain itu, diakuinya jika mereka memang harus bergerak cepat walaupun dengan penerangan seadanya, karena ada kemungkinan jika lama ditangani maka perahu tersebut akan semakin jauh dari lokasi awal.
"Apalagi saat itu sudah dini hari dan memang membutuhkan tenaga ekstra. Tapi syukur puji Tuhan para korban berhasil diselamatkan dan bisa dibawa kembali ke daratan," kata Jandri kembali.
manadobacirita