Konten Media Partner

Museum Holocaust Pertama di Asia Tenggara Dibuka: Di Minahasa, Sulawesi Utara

28 Januari 2022 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yaakov Baruch saat menjelaskan koleksi di Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara, kepada Dubes Jerman untuk Indonesia, Ina Kepel, saat peresmian Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Yaakov Baruch saat menjelaskan koleksi di Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara, kepada Dubes Jerman untuk Indonesia, Ina Kepel, saat peresmian Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
MINAHASA - Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara, ternyata bukan hanya menjadi pertama di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga sempat disentil saat pertemuan antara Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven OE Kandouw dengan Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia, Ina Kepel, Jumat (28/1).
Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa ada di Kelurahan Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa dan diresmikan oleh Dubes Jerman untuk Indonesia, Ina Kepel, Kamis (27/1) kemarin. Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional.
"Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan)," tulis Ina di akun twitternya.
Ina menyebutkan jika Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang menurutnya bisa menjadi pelajaran secara universal tersebut.
Dikatakannya, pemerintah Jerman juga akan terus melawan rasisme, anti semitsme, dan segala bentuk intoleransi.
ADVERTISEMENT
Dubes Jerman untuk Indonesia, Ina Kepel, saat memberikan sambutan pada peresmian Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa. (foto: istimewa)
"Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap "pelajaran universal" ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi," tulis Ina kembali.
Sementara itu, Ina mengatakan jika publik harus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust. Menurutnya, jika tidak dilakukan, sangat berisiko mengulanginya lagi.
"Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme," ucap Lapel.
Museum ini juga menurutnya merupakan tanda perkembangan yang baik, terutama bagi pemuda untuk proses pembelajaran sejarah. Dikatakannya, museum akan menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran.
"Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini," kata Lepel kembali.
Holocaust sendiri adalah tragedi pembantaian, penyiksaan, dan pembunuhan secara massal kaum Yahudi yang dilakukan oleh Nazi pimpinan Adolf Hitler yang terjadi selang waktu 1941 hingga 1945. Untuk memperingatinya PBB kemudian menetapkan tanggal 27 Januari sebagai hari peringatan internasional untuk menghormati korban Holocaust.
ADVERTISEMENT
manadobacirita