Konten Media Partner

Nelayan dan Warga Tegas Tolak Reklamasi Pantai Karangria Manado

15 Juni 2024 22:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembacaan deklarasi menolak reklamasi Pantai Karangria Manado. Kawasan ini oleh pemerintah telah diizinkan untuk direklamasi oleh pihak swasta. Luas reklamasi sebesar 90 hektare.
zoom-in-whitePerbesar
Pembacaan deklarasi menolak reklamasi Pantai Karangria Manado. Kawasan ini oleh pemerintah telah diizinkan untuk direklamasi oleh pihak swasta. Luas reklamasi sebesar 90 hektare.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Nelayan dan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (AMPL), secara tegas menolak reklamasi yang dilakukan di Pantai Karangria Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
ADVERTISEMENT
Mereka mendesak agar Pemerintah Kota Manado menghentikan reklamasi seluas 90 hektare, yang akan menyebabkan pesisir pantai Karangria yang merupakan satu-satunya kawasan pesisir yang ada di tengah Kota Manado menjadi hilang.
Dalam deklarasi menolak reklamasi itu, AMPL menyebutkan jika reklamasi yang diizinkan pemerintah, telah merebut hak-hak dari masyarakat terutama bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Oleh karena itu, AMPL akan mengambil langkah konkret untuk membatalkan reklamasi.
“Kami sudah ambil langkah. Sudah ada pertemuan dengan DPRD Sulut dan mereka sepakat kalau reklamasi ini harus dihentikan. Rekomendasi ini akan kita jemput untuk kami jadikan bahan sosialisasi dan bahan tuntutan ke depannya,” kata Sekretaris AMPL, Piter Sasundame.
Piter yang merupakan pensiunan perwira Polri ini, mengatakan jika reklamasi itu akan merusak ekologi laut yang berdampak terhadap sulitnya para nelayan mencari ikan.
ADVERTISEMENT
Sementara, Roy Runtuwene, salah seorang nelayan di pantai Karangria mengatakan, akibat reklamasi tersebut sejumlah ikan kecil mulai sulit untuk ditemukan di daerah pesisir.
Selain itu, menurutnya rencana reklamasi tersebut juga akan berdampak panjang bagi kesejahteraan hidup masyarakat pesisir, seperti gangguan bencana alam.
“Baru di bagian atas sana yang sudah ada pengerjaan tapi sudah mulai terasa. Beberapa ikan kecil sudah hilang dari dekat-dekat sini. Kami yang hanya nelayan pesisir pasti akan lebih susah,” kata Roy kembali.
sw/manadobacirita