Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Orkes Sengkanaung, Nikmatnya Bermusik Menggunakan Alat Tradisional
18 Juli 2019 20:25 WIB

ADVERTISEMENT
"Pigi jo deng dia, pigi jo deng dia, pigi jo sayang.."
ADVERTISEMENT
Penggalan lagu hits Manado ini, dinyanyikan biduanita yang diiringi orkes yang memainkan sejumlah alat musik tradisional yang dibuat sendiri oleh para pemain orkes, yang menamakan grup mereka 'Sengkanaung' yang memiliki makna sehati, seiya, sekata, sekerja dan sepenanggungan.
Bunyi-bunyian dari Kotak bass, Djembe, tam tam, tamborine, gitar akustik, kapuraca, bass dan ukulele, dipadu-padankan dengan baik oleh para pemain orkes Sengkanaung menjadi lantunan musik inda yang mengiringi lagu apapun yang diminta oleh penyanyi.
Keunikan suara yang dihasilkan dari alat-alat musik tradisional milik Orkes Sengkanaung ini, mulai diminati sejumlah pihak untuk didapuk mengisi acara-acara yang diselenggarakan. Mulai dari kegiatan Wali Kota Manado hingga Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara, orkes ini berhasil tampil memukau.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Orkes, Juddi J. Daromes menceritakan jika orkes yang dibentuknya ini, awalnya berasal dari rumpun keluarga yang sama-sama suka musik dan tahu membuat alat-alat musik itu sendiri. Setelah berjalan lebih kurang setahun, Daromes dan rekan-rekan merasa perlu ada penambahan anggota, tak hanya dari rumpun keluarga asal Nusa Utara. Belakangan yang ikut bergabung dari Minahasa.
"Misi dibentuknya orkes ini kan memang untuk melestarikan musik dan alat tradisional. Awalnya kami lebih ke musik Nusa Utara dan lagunya seperti lagu daerah O Kari Mako. Tapi, kami berpikir harusnya semua dirangkul. Kami kemudian menerima dari daerah lain, agar sama-sama kita lestarikan," kata Daromes.
Menurut Daromes, orkes Sengkanaung yang awalnya hanya manggung di gereja menyanyikan lagu-lagu rohani serta tampil di acara-acara bertemakan lagu daerah, harus juga bisa disukai anak-anak muda agar bisa ada regenerasi.
ADVERTISEMENT
"Kan percuma kalau hanya orang-orang tua saja yang suka, sementara yang anak-anak muda tidak respon. Kalau seperti itu, setelah kami, ya tidak ada lagi penerusnya," tutur Daromes.
Untuk itu, Daromes dan rekan-rekannya kemudian mulai memainkan instrumen lagu-lagu kekinian atau lagu-lagu pop Manado yang digandrungi anak muda. Alhasil, banyak anak muda yang mulai tertarik untuk belajar memainkan instrumen alat musik tradisional yang orkes Sengkanaung gunakan.
"Sekarang sudah ada 5 orang anak muda yang ikut kami. Inilah regenerasi kami," kata Daromes.
Riklan, salah satu anak muda yang kini ikut dalam orkes mengaku jika ketertarikannya ikut dalam orkes Sengkanaung, setelah melihat langsung permainan di salah satu acara.
"Seperti ada kenikmatan tersendiri waktu liat om-om di orkes main. Saya coba-coba dan ternyata memang asyik. Akhirnya saya ikut main di orkes ini sampai sekarang," kata Riklan yang masih berusia 21 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sementara, Daromes sendiri meminta kepada pemerintah untuk bisa lebih perhatian dengan kelompok-kelompok musik tradisional seperti mereka, agar ke depan banyak orang yang mau lagi bergelut menjaga alat musik tradisional ini.
"Kalau sekarang, para pemain orkes ini tetap bekerja utama menjadi buruh. Tapi ada juga yang sudah memilih orkes jadi pekerjaan utama. Makanya, saya meminta kepada pemerintah untuk bisa memberdayakan kami dan memperhatikan para pemain musik tradisional yang juga melestarikan budaya kita," kata Daromes kembali.
ilona esterina