Konten Media Partner

Pembunuhan Bocah di Boltim: Bunda Jadi Kata Terakhir Korban Sebelum Dieksekusi

20 Januari 2024 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tilfa Azahra Mokoagow, bocah 8 tahun korban pembunuhan di Kabupaten Boltim, Sulawesi Utara. (dokumen istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tilfa Azahra Mokoagow, bocah 8 tahun korban pembunuhan di Kabupaten Boltim, Sulawesi Utara. (dokumen istimewa)
ADVERTISEMENT
BOLTIM - Bunda menjadi kata terakhir yang diucapkan oleh Tilfa Azahra Mokoagow, bocah 8 tahun asal Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut), sebelum lehernya digorok oleh Anita Mamonto alias Aning hingga putus.
ADVERTISEMENT
Korban yang akrab disapa Zah ini sempat berteriak memanggil bunda, saat tubuhnya ditindih dari atas oleh pelaku Anita Mamonto alias Aning hingga tak bisa bergerak.
Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SD ini tak berdaya saat pelaku yang masih punya ikatan keluarga dengannya mulai menggorok lehernya dari kiri lalu di kanan hingga putus.
Anita Mamonto alias Aning, memang merencanakan pembunuhan itu karena ingin mencuri perhiasan berupa kalung emas, gelas emas dan dua cincin emas yang digunakan oleh korban.
"Dia ada panggil dia pe bunda. Bunda, begitu dia ada bilang," kata Anita Mamonto alias Aning, saat ditanyakan pihak penyidik.
Selain itu, Anita Mamonto alias Aning juga mengaku tidak takut saat melakukan hal tersebut. Bahkan ketika korban berteriak memanggil Bunda, dia tetap meneruskan eksekusi.
ADVERTISEMENT
"Kita benar-benar khilaf di situ," katanya.
Kasus pembunuhan bocah di Boltim yang dilakukan Anita Mamonto alias Aning cukup menggemparkan. Pelaku yang masih punya ikatan keluarga dengan korban, merencanakan pembunuhan tersebut karena ingin mengambil barang perhiasan milik korban.
Anita Mamonto alias Aning, pelaku pembunuhan bocah di Boltim.
Kejadian nahas itu terjadi pada Kamis (18/1). Korban yang baru pulang sekolah diajak pelaku untuk memetik sayur. Rupanya hal itu adalah modus dirinya untuk mengeksekusi korban karena lokasi tempat mengambil sayur ada di kebun yang tak terlihat oleh warga.
Setelah membunuh korban, pelaku kembali ke rumah untuk mandi lalu kemudian Salat, sebelum akhirnya menjual perhiasan emas yang diambil dari tubuh korban. Uang hasil penjualan perhiasan itu kemudian dibelanjakan handphone dan kebutuhan anaknya seperti susu dan popok.
ADVERTISEMENT
Saat orang tua korban mencari anak mereka yang hilang, pelaku juga ikut berpura-pura mencari korban. Bahkan, dirinya dengan tanpa rasa bersalah memberikan keterangan palsu kepada Bupati Boltim yang ikut mencari keberadaan korban.
Tak sampai situ, saat korban ditemukan tak bernyawa, dirinya juga terekam kamera ikut mengantar jenazah ke Puskesmas. Kasus ini akhirnya berhasil dibongkar oleh polisi setelah melakukan pengumpulan sejumlah bukti.
manadobacirita