Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Penambang di Ratatotok Tolak Penutupan Tambang, Minta Mereka Dilegalkan
16 Maret 2025 7:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MITRA - Para pekerja tambang (penambang) yang ada di Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara (Sulut), menolak penutupan tambang di wilayah tersebut, usai insiden penembakan warga hingga tewas pada Senin (10/3) lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut para penambang, alasan tambang ditutup karena tidak memiliki izin, tidak bisa dijadikan alasan, mengingat justru mereka kesulitan mengurus izin selama ini, hingga akhirnya memilih untuk tetap menambang walaupun tanpa izin dari pemerintah.
Mereka pun menuntut agar pertambangan milik rakyat untuk dilegalkan, sehingga tak ada lagi istilah tambang milik rakyat adalah tambang ilegal karena tidak memiliki izin.
As, salah satu penambang, mengaku jika pemilik kongsi tambang tempat dia bekerja, sebenarnya sudah beberapa kali mencoba untuk mengurus izin sejak beberapa tahun lalu. Namun, selalu ada alasan hingga izin sulit untuk diurus.
"Pernah kata bos saya, dia heran kenapa berkasnya katanya bisa hilang. Kami ini bukan ilegal, tapi memang sulit untuk urus izin, itu saja," kata As.
ADVERTISEMENT
Menurut As, seharusnya pemerintah lebih berpihak kepada masyarakat dengan memudahkan syarat mengurus izin, sehingga tidak ada lagi istilah tambang ilegal jika yang mengelolanya adalah rakyat.
"Kami hanya ingin mencari penghidupan kami di tambang," kata As kembali.
Sementara itu, Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang (AMLT), sempat melakukan aksi di Ratatotok pada Jumat (14/3) usai mendapati kabar jika aktivitas tambang akan ditutup.
AMLT menilai hal itu bukan solusi, karena menutup tambang rakyat berarti menutup mata pencaharian para penambang yang jumlah lebih dari ratusan orang.
"Kami di sini tidak mau juga jadi ilegal, tapi berikan kami legalitasnya. Kami mencari (penghasilan) di tambang ini. Kalau tambang ditutup, di mana kami mencari penghasilan. Ini justru akan buat polemik jadi besar," ujar para penambang.
ADVERTISEMENT