Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Pendeta Jemaat Advent Maafkan Perusak Mimbar dan Baliho Yesus Kristus
26 Oktober 2021 15:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
MINSEL - Desmond Sumendap, pendeta Jemaat Advent di Desa Tumaluntung, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, yang rumah ibadah nya dirusak, mengaku perusakan yang terjadi sangat mengganggu dan membuat jemaat gereja advent menjadi takut untuk beribadah.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Desmond mengaku jika dirinya dan para jemaat telah memaafkan oknum perangkat desa yang melakukan perusakan mimbar maupun baliho bergambar Yesus Kristus pada akhir pekan lalu itu.
"Untuk saat ini, memang kami, jemaat telah memaafkan akan oknum yang merusak tempat ibadah kami," kata Desmond.
Namun demikian, Desmond menyebutkan jika proses hukum tetap akan ditempuh oleh pihaknya, untuk menegakkan aturan yang ada. Untuk itu menurutnya, laporan polisi telah dibuat pihaknya di Polres Minsel.
"Karena ini negara hukum, maka hukum harus ditegakkan. Untuk itulah kami melakukan pelaporan di Polres. Ini agar tidak ada keadian-kejadian sama seperti yang kami alami," tutur Desmond.
Desmond kemudian meminta agar pemerintah daerah terlebih khusus Bupati Minsel, Frangky Wongkar dan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, untuk bisa menjamin kebebasan orang beragama dan memiliki tempat ibadah.
ADVERTISEMENT
"Kami hanya minta agar tidak ada lagi diskriminasi," ujar Desmond kembali.
Sekadar diinformasikan Desa Tumaluntung, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), menjadi heboh, setelah sebuah video menjadi viral, di mana ditunjukkan jika telah terjadi perusakan fasilitas rumah ibadah jemaat Advent di wilayah tersebut.
Dalam video tersebut, dijelaskan jika mimbar rumah ibadah jemaat Advent dan juga baliho bergambar Yesus Kristus dirusak oleh oknum yang disebut sebagai perangkat desa.
febry kodongan