Konten Media Partner

Penjabat Bupati Sitaro Ingatkan Warga Soal Dampak Siklon Tropis Man-Yi

17 November 2024 13:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi badai. Foto: I am sandglass/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi badai. Foto: I am sandglass/Shutterstock
ADVERTISEMENT
SITARO - Kabupaten Sitaro menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi akibat dampak dari Siklon Tropis Man-Yi yang diperkirakan akan mempengaruhi cuaca di daerah kepulauan yang ada di Sulawesi Utara ini.
ADVERTISEMENT
Penjabat Bupati Sitaro, Joi Eltiano B Oroh, secara khusus mengimbau seluruh masyarakat agar selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Kita harus selalu siaga untuk mengantisipasi segala kemungkinan bencana yang dapat terjadi," ujar Joi, Minggu (17/11).
Adapun siklon tropis Man-Yi, yang telah terbentuk di Laut Filipina (sekitar 1040 Km sebelah utara Tahuna) dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi Utara, termasuk di Kabupaten Sitaro. Serta mempengaruhi tinggi gelombang laut.
Berdasarkan laporan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem yang disebabkan oleh siklon tropis ini dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan abrasi di pesisir pantai.
ADVERTISEMENT
Selain tinggi gelombang laut disebutkan dapat mencapai 1.25-2.5 m, di Perairan Kabupaten Sitaro-Sangihe, Peraiaran Maluku, dan Laut Sulawesi Bagian Timur, serta gelombang laut dengan ketinggian 2.5-4.0 m, dapat terjadi di Perairan Kabupaten Talaud.
Joi mengatakan Kabupaten Sitaro, yang terletak di wilayah kepulauan dengan topografi yang bervariasi, sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Curah hujan yang tinggi, ditambah dengan kondisi geografis yang berbukit, membuat daerah ini sangat rawan terhadap tanah longsor.
Joi juga meminta agar warga segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika situasi mulai memburuk, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir. Selain itu, ia mengimbau para nelayan untuk tidak melaut sementara waktu hingga kondisi cuaca kembali normal.
ADVERTISEMENT
"Jangan ambil risiko. Jika curah hujan tinggi dan terjadi tanah longsor atau banjir, segera evakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Bagi para nelayan, saya juga meminta untuk menunda melaut sampai cuaca benar-benar membaik. Keselamatan kita semua adalah yang utama," ujarnya kembali.
Selain itu, pihak BMKG juga mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait diharapkan untuk berhati-hati terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi serta memperhatikan keselamatan pelayaran.