Penjelasan Camat Ranowulu Bitung Terkait Jalan Longsor di Area KEK Likupang

Konten Media Partner
6 Januari 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan jalan penghubung antara Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung yang masuk di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, yang mengalami longsor. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan jalan penghubung antara Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung yang masuk di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, yang mengalami longsor. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
ADVERTISEMENT
BITUNG – Jalan penghubung antara Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung yang masuk di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, mengalalami longsor sepanjang 70 meter dengan kedalaman 30 meter. Kejadian tersebut mengakibatkan warga kini harus melintas di jalan alternatif yang dibuka tak jauh dari lokasi longsoran.
ADVERTISEMENT
Camat Ranowulu, Kota Bitung, Andre Rantung, menceritakan kronologi jalan longsor yang terjadi pada Minggu (2/1) lalu. Dikatakannya, longsor terjadi dua kali dalam satu hari, yakni pada pukul 02.00 Wita dini hari dan 07.00 Wita.
"Saat terjadi longsor pertama, pemerintah segera menutup akses jalan tersebut untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan," kata Andre.
Menurut Andre, karena lokasi jalan tersebut berdekatan dengan lokasi pertambangan milik PT MSM dan PT TTN, Pemerintah Kota Bitung kemudian meminta bantuan dari kedua PT tersebut untuk membuka akses jalan alternatif. Selain untuk aktivitas warga, jalan alternatif itu juga penting karena akses jalan yang putus juga berdampak untuk aktivitas pertambangan tersebut.
Lanjut dikatakan Andre, mulai pukul 06.00 Wita atau satu jam sebelum longsor kedua terjadi, Pemerintah Kota Bitung telah mengalihkan kendaraan yang akan melintas untuk melewati jalan perkebunan sembari menunggu akses jalan alternatif selesai dikerjakan.
ADVERTISEMENT
"Jadi, jam enam hingga jam delapan, kendaraan harus lewat jalan perkebunan karena memang akses jalan utama sudah sangat membahayakan. Kemudian kembali terjadi longsor pada jam tujuh pagi, benar-benar jalan amblas total," kata Andre.
Menurut Andre, pembukaan jalan alternatif kemudian dikebut, di mana ada enam alat berat yang dikerahkan PT MSM dan PT TTN untuk pembangunan akses jalan alternatif tersebut. Pembangunan jalan alternatif memiliki lebar sekitar 20 meter dengan panjang kurang lebih 1 kilometer ini, memakan waktu kurang lebih dua jam.
“Sekitar pukul 09.15 Wita akhirnya akses untuk pengalihan jalan keseluruhan sudah bisa terbuka. Memang masih ada beberapa pembenahan, dan di jam 9:20 pagi itu, jalan tersebut sudah lancar dilewati, tapi kondisi belum teraspal tapi sudah bisa dilalui pengendara,” katanya kembali.
ADVERTISEMENT
febry kodongan