Konten Media Partner

Pentingnya Literasi Keuangan untuk Warga Perbatasan di Pulau Makalehi

20 Februari 2023 11:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SITARO - Literasi keuangan untuk warga masyarakat kini sangat penting. Termasuk juga masyarakat di wilayah perbatasan. Walaupun akses perbankan masih tergolong sulit ditemukan di wilayah kepulauan perbatasan, namun pentingnya literasi ini harus menjadi perhatian.
ADVERTISEMENT
Wahyudi Wulanta, warga yang bermukim di Desa Makalehi Induk, Kabupaten Sitaro (Siau Tagulandang Biaro), mengaku jika dia tak pernah berurusan dengan bank. Apalagi, keuangan pria yang telah menikah ini diatur oleh istrinya.
“Saya tidak menyimpan uang di bank, karena kalau soal itu (uang), menjadi urusan istri saya,” kata Wahyudi saat diwawancara.
Masyarakat sendiri sebenarnya sangat suka untuk bisa lebih paham dengan hal-hal yang berurusan dengan perbankan. Namun, karena sulitnya akses, serta Perbankan rata-rata tidak tertarik untuk membuat kantor cabang di daerah perbatasan, membuat masyarakat kadang patah arang untuk mendapatkan layanan perbankan itu.
Pemukiman warga di Desa Makalehi, Pulau Makalehi di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Seperti yang dialami oleh Rina Bawotong, warga lain yang tinggal di Pulau Makalehi, yang merupakan salah satu pulau terluar berbatasan langsung dengan negara Filipina.
ADVERTISEMENT
Diakui Rina, dirinya adalah seorang nasabah bank dan memiliki simpanan uang di bank. Namun, Rina mengakui jika untuk beraktivitas dengan bank, bagi dirinya itu adalah hal yang cukup sulit.
Dia mengaku harus menyeberang ke pusat aktivitas Kabupaten Sitaro yakni di Pulau Siau, hanya untuk menabung atau bertransaksi dengan bank.
"Kami di Pulau Makalehi belum ada layanan kantor Bank. Jadi, harus menyeberang ke Pulau Siau karena di sana ada," ujar Rina.
Kapitalau Desa Makalehi Induk, Stevenly Tatangindatu mengatakan bahwa terkait Literasi Keuangan di Pulau Makalehi sebenarnya telah dilaksanakan sosialisasi dari pihak Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara.
Waktu itu menurut Stevenly, oleh pihak BI disampaikan terkait keberadaan uang kertas maupun logam.
“Hal lainnya juga terkait dengan kegiatan perbankan. Hakikatnya warga di Pulau Makalehi sangat menyambut baik kegiatan seperti itu. Setidaknya semua warga bisa lebih memahami tentang kegiatan atau pun produk perbankan pada umumnya,” ungkap Stevenly.
Kantor Cabang BNI Siau, di Kabupaten Kepulauan Sitaro
Kepala Cabang BNI Siau, Nelson Bimbanaung menuturkan pihaknya sejatinya terus mendorong Literasi Keuangan warga di wilayah perbatasan. Dan sampai saat ini boleh dikatakan cukup berhasil, di mana sudah ada sejumlah nasabah khusus yang menabung melalui jasa keuangan Cabang BNI Siau.
ADVERTISEMENT
“Kami juga cukup banyak memiliki nasabah sebagai penabung yang berasal dari Pulau Makalehi,” ungkap Bimbanaung.
Namun dirinya tak menampik, jika memperoleh akses layanan bank oleh warga di Pulau Makalehi memang tidak mudah. Warga memang harus ke Pulau Siau agar bisa menerima akses layanan tersebut.
“Makanya kami coba mengupayakan melalui layanan digitalisasi perbankan. Hanya saja terkait ini kami perlu dukungan infrastruktur layanan internet yang lebih baik. Selain, pemahaman warga soal digitalisasi perbankan ini perlu untuk ditingkatkan,” katanya.
Ekonom Digital Gusti Raganata dalam pemaparannya menyatakan, bahwa pandemi COVID-19 turut serta mengakselerasi digitalisasi sektor keuangan. Sekitar 85-95 persen transaksi keuangan di bank BUKU III dan IV dilakukan melalui layanan digital. Namun, Digital Competitiveness Index (DCI) 2021 masih menunjukkan kesenjangan daya saing digital antara wilayah Jawa dengan non-Jawa.
ADVERTISEMENT
“Sehingga Indonesia perlu mengejar pemerataan daya saing digital,” ujar Gusti dalam sesi pelatihan Banking Journalist Academy Angkatan IX yang digelar Permata Bank dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia belum lama ini.
Pulau Makalehi yang Punya Potensi Besar Pariwisata dan Didukung Keramahan Warga
Aktivitas warga di Pulau Makalehi
Pulau Makalehi di Kabupaten Kepulauan Sitaro, masuk sebagai satu wilayah perbatasan Indonesia. Walaupun berada di perbatasan, sejumlah potensi pariwisata jika dikembangkan akan mampu menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Selain potensi pariwisata, keramahan warga akan langsung terasa ketika kita menginjak daerah yang memiliki dana berbentuk hati dan kini dinamakan Danau Cinta tersebut.
Sambutan warga yang sangat bersahabat menjadi kesan awal ketika datang di Pulau Makalehi. Saat menapaki ruas jalan di wilayah itu, maka akan mendapati sambutan ramah dari warga setempat. Ucapan salam akan dilontarkan penduduk, baik salam selamat pagi, siang maupun malam kala berpapasan di jalan.
ADVERTISEMENT
Keramahan seperti itu memang sudah lazim bagi penduduk di sana. Tak pandang usia, dari anak kecil hingga orang dewasa, akan dengan sopan sekaligus memberi salam ketika bertemu dengan setiap orang yang ditemui.
Warga di Pulau Makalehi memang sangat menghargai budaya lokal, maka tak salah akan menemui keramahan dari mereka. Meski budaya seperti itu dalam bahasa daerah disebut “Mahungge” atau rasa saling menghormati memang sudah berlaku umum bagi warga masyarakat yang berasal dari wilayah kepulauan di Sulawesi Utara.
Sementara di Pulau Makalehi dulunya hanya ada satu wilayah administratif. Desa Makalehi namanya. Pada 2010 lalu Desa Makalehi berhasil mencatatkan sejarah bagi kabupaten bahkan provinsi, di mana menjadi desa terbaik di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
Desa Makalehi berhasil menyisihkan ribuan desa lainnya yang ada di Indonesia, sehingga berhasil menyita perhatian. Salah satu faktor pendukung, ya itu tadi, keramahan warga.
Selain itu, Desa Makalehi juga didukung aspek kondisi lingkungan yang sangat asri dan bersih. Bahkan kondisi tersebut masih dengan mudah ditemui sampai saat ini. Sekadar menapaki ruas jalan beton yang ada, maka tidak akan ditemui sampah berserakan. Jika pun ditemui sampah, itu bukan sampah hasil buangan manusia secara sembarangan, melainkan guguran dedaunan pohon.
Di pulau itu pada pola tata ruang wilayah yang diatur sedemikian rupa sehingga kondisinya nampak sangat bagus. Penataan ruas jalan desa diatur dengan kondisi cukup luas. Itu tidak berhimpitan pada rumah-rumah penduduk, sehingga warga akan sangat mengakses ruas jalan terasa lebih leluasa.
ADVERTISEMENT
Menurut aparat Pemerintah Desa, penataan ruang wilayah itu sudah merupakan hasil kesepakatan bersama warga. Jalan desa dibangun harus proporsional, yang bisa diakses warga secara leluasa. Maka dari itu, bagi warga yang ingin membangun rumah wajib tidak boleh melebih batas jalan yang telah dibeton agar nantinya tidak mengganggu kondisi ruas jalan yang ada.
"Konsep ini dibuat dengan tujuan berkesinambungan. Artinya, ke depan para generasi selanjutnya tidak akan kesulitan dalam aktivitas mereka di wilayah ini," ujar Kapitalau Desa Makalehi Induk, Stevenly Tatangindatu.
franky salindeho