Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Perempuan Ini Tiru Foto Liburan Ayahnya yang Meninggal di Hari Valentine
16 Februari 2020 16:45 WIB
ADVERTISEMENT
Tanggal 14 Februari sering disebut sebagai hari kasih sayang. Valentine's Day, orang menamakannya. Saling tukar kado dan yang paling identik di hari tersebut adalah cokelat. Namun, berbeda dengan Chrisya Keren Frieda Sabaru, gadis berdarah Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara yang kini telah menetap di Bali.
ADVERTISEMENT
Chrisya justru mengalami salah satu momen paling sedih pada hari Valentine tersebut. 14 Februari 2013, dirinya ditinggalkan ayahnya tercinta, (Alm) Marthin FT Sabaru. Dirinya merasa sangat sedih dan seringkali tidak bisa menahan air matanya, ketika membicarakan tentang ayahnya tersebut.
Untuk mencoba menghilangkan kesedihannya yang berlarut, Chrisya memilih cara yang beda. Tiga tahun setelah kepergian ayahnya, tepatnya di tahun 2016, Chrisya kemudian memulai proyek mengunjungi dan berfoto di tempat-tempat yang pernah didatangi oleh ayahnya saat berlibur di Melbourne, Australia. Dirinya juga mencontoh gaya ayahnya di dalam foto saat berlibur pada tahun 2011, atau dua tahun sebelum meninggal.
Bermodalkan foto-foto perjalanan orang tuanya ke Melbourne, Chrisya memulai proyeknya tersebut, dan mulai berkeliling beberapa tempat di Melbourne untuk mereplikasi foto milik ayahnya itu.
Cerita perjalanannya ini kemudian dituangkannya di blog pribadi milik Chrisya. Disitu, dirinya menulis semua hal tentang proyek yang membuatnya kembali merasa dekat dengan ayahnya.
ADVERTISEMENT
"Sejujurnya sangat emosional untuk melakukan proyek ini. Untuk melihat foto-fotonya lagi. Mengingat wajahnya dan pose canggungnya, mengingatkanku ketika dia masih ada," tulis Chrisya dalam blog pribadinya.
Dalam tulisannya, Chrisya mengaku sering menangis ketika pertama kali membaca tentang ayahnya. Bahkan, untuk kedua kalinya membicarakan soal kepergian ayahnya dengan orang lain, selalu diiringi dengan tetes air mata. Hal inilah yang semakin membebani setiap kali dirinya berbagi atau membicarakannya dengan orang lain.
"Berbagi ini di blog saya juga merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan saya. Ini adalah cara unik untuk mengingatnya, sama uniknya dengan kepribadiannya,” ujar Chrisya menggambarkan sosok ayahnya.
Menurut Chrisya dirinya akhirnya belajar bahwa alasan selalu menangis ketika ayahnya meninggal adalah karena tidak pernah membiarkan hal-hal tentang ayahnya meresap ke dalam sanubarinya.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya membiarkannya berlalu dan berharap itu akan berlalu. Saya mungkin terlambat, tetapi saya ingin membiarkan kematiannya meresap dalam diri saya dan membiarkannya. Untuk benar-benar mengerti, saya sudah merelakan ayah untuk pergi,” ujarnya lagi dalam tulisan.
Sementara itu, ibu Chrisya, Sally Toli, kepada manadobacirita mengaku tak tahu menahu soal proyek anaknya untuk mengenang ayahnya.
"Yang saya tahu, anak saya meminta foto-foto perjalanan waktu ke Australia," kata Sally, Sabtu (15/2).
Sally mengaku ikut terharu saat pertama kali mengetahui anaknya ternyata mereplikasi perjalanan ayahnya di Australia. Apalagi menurutnya, semua destinasi yang dikunjungi serta tempat ayahnya berfoto, bisa dengan mudah ditemukan anaknya.
“Saya sempat tanya ke anak saya, kok kakak bisa dapat tempat-tempat itu? Dia mengaku juga tak mengerti, cuma seperti ada yang tuntun aja. Saya begitu terharu,” kata Sally yang menyebutkan jika setiap tanggal 14 Februari, selalu memperingati kematian suaminya tersebut.
ADVERTISEMENT
franky salindeho