Pesan Toleransi dari Jemaat Gereja Tertua di Sulawesi Utara Saat Momen Paskah

Konten Media Partner
30 Maret 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja Sentrum Manado
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Sentrum Manado
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Sebagai daerah yang dikenal dengan toleransi yang tinggi, Kota Manado di Sulawesi Utara (Sulut), selalu bisa menjadi teladan untuk seluruh daerah tentang bagaimana kerukunan umat beragama itu terjaga dengan baik.
ADVERTISEMENT
Di momen peringatan Jumat Agung dan Paskah tahun 2024 ini, pesan toleransi juga dikirimkan oleh umat kristiani di Kota Manado, salah satunya dari jemaat Gereja GMIM Sentrum Manado, gereja tertua di Sulut.
Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM Sentrum Manado, Pdt Florens Modigir, kepada jemaatnya meminta agar jalinan hubungan antar umat beragama di Sulut tetap dijaga erat, sehingga kerukunan yang terjalin selama ini bisa terjaga.
Dia juga menyentil momen Jumat Agung dan Paskah yang bertepatan pada bulan Ramadan yang merupakan bulan suci untuk umat muslim. Dia meminta agar para jemaat menghormati saudara-saudara muslim yang tengah beribadah di bulan Ramadan ini.
“Pesan saya kepada seluruh umat kristen untuk lebih taat dan khusyuk lagi beribadah. Lebih menghayati dalam hidup keberagaman antar umat beragama. Mari kita jalin hubungan antar umat beragama yang ada di Sulut,” kata Florens.
ADVERTISEMENT
“Karena sebentar lagi umat Muslim akan merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah, kiranya kita selalu menjadi satu dalam kebersamaan di NKRI yang kita cintai ini,” ujarnya lagi.
Florens sendiri mengatakan jika umat kristen harus selalu mengikuti keteladanan Yesus yang selalu memikul beban sendiri tanpa bantuan orang lain, dan situlah kuasa Tuhan Yesus yang mempengaruhi kita untuk selalu hadir bersama dan menemani baik suka dan duka dalam pribadi para murid-murid-Nya.
Diakui Florens, Paskah tahun 2024 ini begitu spesial. Karena selain dirayakan di saat umat muslim melaksanakan ibadah Puasa, juga karena kabar baik dari pemerintah yang telah mengakui Isa Almasih adalah Tuhan Yesus Kristus, sesuai dengan keputusan Presiden Indonesia Joko Widodo Nomor 8 Tahun 2024.
ADVERTISEMENT
“Bahwa yang dulu disebut dengan Nabi Isa (almasih) sekarang disebut dengan Yesus Kristus. Itu yang sangat menarik bagi saya. Ucapan Menteri Agama itu memberikan hal positif bagi kami umat Nasrani di Indonesia, bahwa kadang kami sulit menyebut di luar sana. Tapi (saat ini) dua kata itu telah umum dipakai oleh seluruh umat Kristen di Indonesia,” katanya kembali.
febry kodongan