Konten Media Partner

Peternak Babi di Manado Mengaku Kesulitan Sejak Ternak Diserang Virus ASF

8 Agustus 2024 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ternak babi di salah satu peternakan di Kota Manado, Sulawesi Utara.
zoom-in-whitePerbesar
Ternak babi di salah satu peternakan di Kota Manado, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi di Sulawesi Utara (Sulut) sejak pertengahan tahun 2023 lalu, ternyata berakibat para peternak babi kesulitan untuk bangkit dan memelihara ternak babi ulang.
ADVERTISEMENT
Beberapa peternak yang ditemui mengaku jika mereka kesulitan memulai untuk memelihara babi, karena tak lagi memiliki induk maupun bibit atau anakan babi yang baru.
Letje, salah satu peternak babi di Manado, menyebutkan jika saat ini harga untuk anak babi yang biasanya dibeli seharga Rp 500 ribu, kini harganya melonjak hingga beberapa kali lipat hingga menyentuh angka lebih dari satu jutaan.
Untuk itu menurut Letje, saat ini di wilayahnya yang sebelumnya ada lebih 20 peternak babi, banyak yang gulung tikar dan membiarkan kandang kosong karena pada bulan November 2023 itu benar-benar terdampak habis ternak.
"Kalau milik saya itu ada 12 ekor yang mati. Saat ini saya mulai perlahan. Ada delapan ekor yang dipelihara, tapi belum bisa dijual karena terlalu muda dan sisanya adalah induk," ujar Letje.
ADVERTISEMENT
Sementara, terkait dengan upaya Pemerintah Provinsi Sulut yang mendatangkan babi dari Bali, menurut Letje adalah salah satu cara atau solusi yang bisa mengatasi krisis daging babi di wilayah Sulut saat ini.
"Saya tak bisa banyak berkomentar, tapi kedatangan babi dari Bali itu karena memang ketersediaan stok daging babi memang sangat kurang. Jadi, mungkin itu adalah solusi jangka pendek. Saya hanya berharap, kami yang lokal juga dapat bantuan," ujar Letje kembali.
manadobacirita