PLN Gandeng 3 Produsen PLTS Bangun Pabrik Solar Panel Terbesar se-Asia Tenggara

Konten Media Partner
17 November 2022 11:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar Solar Panel. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Solar Panel. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
BALI – Langkah PT PLN (Persero) untuk melakukan akselerasi transisi energi guna mencapai target net zero emission pada tahun 2060 terus dipacu.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan PLN melalui subholding PT PLN Indonesia Power, yang kali ini menggandeng perusahaan produsen solar panel asal luar negeri terkemuka, serta dua perusahaan dalam negeri untuk bisa meningkatkan penetrasi solar panel di Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman pun telah dilakukan Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra bersama dengan para perwakilan perusahaan yakni, Direktur PT Agra Surya Investindo, Harvey Tjokro, Chairman Trina Solar, Gao Jifang, Attorney In Fact PT Daya Anugerah Sejati Utama, Franky Oesman Widjaja, dan disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid, di sela perhelatan G20.
Melalui kerja sama ini, PLN Indonesia Power berkolaborasi untuk membangun pabrik, mengembangkan skema bisnis maupun model pemasaran produk solar panel di dalam negeri. Harapannya perusahan ini akan menjadi perusahaan solar panel terbesar di Asia Tenggara yang produksinya dilakukan oleh anak bangsa.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menjelaskan, langkah ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas nasional dalam negeri untuk memperkuat infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Saat ini peluang pasar yang sangat besar belum didukung oleh industri solar panel dalam negeri secara maksimal. Masih terdapat disparitas harga produk solar panel dalam negeri, di mana harga impor 40 persen lebih murah dibanding harga dalam negeri,” ujar Edwin.
Edwin menjelaskan, disparitas harga ini dikarenakan rantai pasok dalam negeri yang belum terbentuk secara end to end. Padahal target pemerintah dalam TKDN PLTS mencapai 60 persen, namun saat ini baru 40 persen.
Langkah ini juga sebagai upaya PLN dalam menghadirkan pasokan listrik berbasis energi bersih yang realible, sustainable dan affordable bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Dengan membangun industri ini, PLN akan menyelesaikan dilema energi kotor yang murah melawan energi bersih yang mahal, sehingga PLN dapat mewujudkan amanah dalam penyediaan listrik yang murah dan bersih,” kata Edwin kembali.
manadobacirita