Konten Media Partner

Polisi Amankan 2 Pelajar Pondok Pesantren di Manado Akibat Aniaya Temannya

7 Oktober 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penganiayaan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penganiayaan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Polisi mengamankan dua orang pelajar salah satu pondok pesantren yang ada di wilayah Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), karena diduga terlibat dalam penganiayaan sesama pelajar di pondok pesantren tersebut.
ADVERTISEMENT
Kedua pelajar yang diamankan berinisial AY dan MW, masih berusia 16 tahun. Sementara korban penganiayaan berinisial AS berusia 17 tahun, di mana baik korban dan pelaku adalah pelajar di pondok pesantren yang sama.
Adapun informasi yang diperoleh, kejadian berawal ketika korban AS bersama dengan beberapa orang rekannya melakukan aksi penyerangan terhadap korban pada Kamis (3/10). Tak terima diserang oleh AS, baik AY dan MW merasa tidak terima.
Keduanya kemudian mengajak beberapa temannya untuk membalaskan aksi penyerangan yang dilakukan oleh AS. Aksi balas dendam ini terjadi pada Minggu (6/10) sekitar pukul 13.00 Wita. Korban mengalami luka di bagian belakang tubuh akibat insiden tersebut.
Keributan yang terjadi itu, kemudian dilaporkan oleh Ketua Lingkungan VII, Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget ke Polsek Mapanget. Petugas Polsek Mapanget yang menerima laporan segera mendatangi lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
Polisi kemudian mengumpulkan bukti, dan langsung mencari para terduga pelaku. Setelah mengamankan pelaku, mereka melakukan pemeriksaan awal dan membawa korban untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit TNI-AU.
Kasi Humas Polresta Manado, Ipda Agus Haryono, membenarkan adanya peristiwa itu. Menurutnya, unit PPA Polresta Manado turut berkoordinasi dalam penanganan kasus ini, mengingat kedua pelaku masih di bawah umur.
"Para pelaku sendiri saat diamankan, tidak melakukan perlawanan. Dan untuk barang bukti berupa gunting masih dalam pencarian," ujarnya.
Ipda Agus sendiri mengatakan jika kejadian ini menyoroti pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pendidikan.
"Mari kita jaga sama-sama situasi yang kondusif. Jangan sampai hal-hal merugikan terjadi justru di lingkungan pendidikan kita," ujarnya kembali.
ADVERTISEMENT