Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Pria Kaum Bapa GMIM Minta Maaf ke WNA yang Terganggu Suara Toa Gereja di Bunaken
31 Agustus 2023 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
BITUNG - Penatua Pria Kaum Bapa GMIM, Maurits Mantiri, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada WNA yang merasa terganggu dengan suara toa (pengeras suara ) dari gereja yang ada di Pulau Bunaken, Kota Manado , saat penggalangan dana pembangunan hingga larut malam.
ADVERTISEMENT
Menurut Maurits, sebagai manusia yang diajarkan tentang kasih, harus bisa memberikan maaf kepada sesama. Apalagi, sebelumnya WNA tersebut telah meminta maaf lewat pernyataan yang dibacakan di kantor Imigrasi beberapa waktu lalu.
Namun demikian, Maurits yang juga Panglima Tertinggi Panji Yosua itu, mengaku jika untuk keputusan terakhir terkait dengan beberapa ucapan dari WNA yang menghina GMIM, diserahkan sepenuhnya kepada BPMS Sinode GMIM, dalam hal ini adalah Pdt Hein Arina selaku Ketua BPMS Sinode GMIM.
"Kalau Ketua BPMS tetap mempersoalkan itu, kamu tetap akan mendukung. Kalaupun tidak, karena kita melakukan pelayanan dengan cinta kasih di maafkan. Mudah-mudahan mereka (WNA) itu sadar dan tidak lagi mengganggu dan menggerogoti eksistensi GMIM," kata Maurits.
Diakuinya, yang membuat banyak warga gereja marah adalah pernyataan dari WNA yang menghina dan sampai membawa kata-kata 'Mafia' yang artinya sangat tidak baik, terutama terhadap organisasi gereja terbesar di Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
"Soal protes suara toa itu hal yang biasa. Tapi yang tidak biasa adalah kata-kata yang melukai warga GMIM. Untuk itu, jika memang dari BPMS akan melaporkannya, maka kami tetap akan mendukungnya," ujar Maurits kembali.
Sebelumnya, WNA asal Amerika bernama Tony Keene yang protes suara toa gereja, telah meminta maaf dengan cara membacakan pernyataannya di kantor Imigrasi Manado, Selasa (29/8). Saat itu, juga hadir Ketua Jemaat GMIM Patmos, gereja yang diprotes dan Kapolsek Bunaken Kepulauan.
febry kodongan