Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Produk VCO Sulut Sulit Laku, Akibat di KBLI Terkategori Sebagai Minyak Goreng
28 Juni 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
MANADO - Produk Virgin Coconut Oil (VCO) yang sempat disebut-sebut akan menjadi salah satu produk olahan kelapa asal Sulawesi Utara (Sulut) yang nilai ekonomi nya tinggi, ternyata sulit berkembang karena hal bersifat administrasi.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, VCO yang merupakan produk kesehatan dan memiliki khasiat baik bagi tubuh ini, pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) justru dimasukkan dalam kategori produk minyak goreng dan bukan produk kesehatan.
Akibatnya, para pelaku UMKM yang berfokus pada pengembangan VCO, kesulitan untuk memasarkan produk tersebut, karena tidak bisa mengeklaim produk tersebut sebagai produk kesehatan, karena pada KBLI disebut sebagai minyak goreng .
Pembina Industri Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI), Anton Muis, membenarkan hal itu. Dikatakannya ada dua hal mendasar yang membuat VCO asal Sulut sulit berkembang, di mana salah satunya adalah kategori produk berdasarkan KBLI tersebut.
“Karena di KBLI ini, VCO kategorinya masuk di minyak goreng, sementara dia bukan minyak goreng. Nantinya tidak bisa ada klaim bahwa VCO ini berkhasiat bagi kesehatan pada pemasaran, sebab dinilai bukan produk obat-obatan tetapi produk minyak goreng,” ungkap Anton.
ADVERTISEMENT
Hal ini menurut Anton, menjadi kendala besar bagi pelaku UMKM yang fokus pada produk VCO, sebab berdampak terhadap upaya pemasaran. Oleh karena itu, Anton menyebut jika peran pemerintah daerah akan sangat diperlukan dalam membantu menyelesaikan masalah ini.
Selain itu, akibat kategori KBLI yang tak sesuai itu, harga jual produk VCO juga mengalami dampak yang besar, karena tak sesuai dengan cost produksinya, yang akhirnya membuat para pelaku UMKM menjadi kesulitan untuk melakukan produksi.
“Tentu akan baik jika pemerintah menaruh perhatian terhadap masalah ini, sebab produk olahan kelapa seperti VCO ini menjadi produk potensial di Sulut. Jangan sampai, VCO ini diambil pasarnya oleh negara lain,” kata Anton kembali.
swingly m