Psikologi Perawat di Ruang Isolasi Rawan Terganggu, Ini Kiat RSUP Prof Kandou

Konten Media Partner
22 April 2020 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perawat menggunakan Alat Perlengkapan Diri lengkap
zoom-in-whitePerbesar
Perawat menggunakan Alat Perlengkapan Diri lengkap
ADVERTISEMENT
MANADO - Sehari-hari harus berhadapan dengan hal-hal berbau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), psikologi tim medis yang berada di ruang isolasi rawan terganggu. Apalagi dengan kondisi harus menggunakan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD), serta adanya stigma di tengah masyarakat, kian membuat stres para tenaga medis ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini diakui oleh juru bicara RSUP Prof Kandou, dr Hanry Takansenseran. Kepada wartawan, dr Hanry sapaan akrabnya, menyebutkan jika kondisi psikologi seseorang bisa saja terganggu karena stres dengan rutinitas sehari-hari. Apalagi yang dihadapi adalah penyakit yang cukup mematikan.
Beberapa cara pun dilakukan. dr Hanry bilang, manajemen maupun rekan-rekan sejawat para tim medis yang bertugas di ruangan isolasi tersebut, selalu memberikan dukungan moril untuk menguatkan, agar mereka diberikan kemampuan menghadapi kondisi tersebut.
"Para senior tim medis juga terus membimbing yang lebih muda. Ini penting, agar mereka tetap mendapatkan kepercayaan," kata dr Hanry.
Menurut dr Hanry, banyak juga hambatan yang sering membuat para tim medis kewalahan dan sering alami drop. Namun, baik pihak manajemen dan rekan sesama, langsung memberikan support.
ADVERTISEMENT
“Sehingga selalu bisa saling menguatkan lah, baik ke dalam maupun ke luar. Jika ada hambatan-hambatan yang ada, kami saling menguatkan,” ujar dr Hanry.
Sementara itu, selama ini dr Hanry bilang tidak ada satu pun petugas kesehatan yang menolak apabila ditugaskan untuk melayani para pasien di ruang isolasi Irina F.
“Saya juga salut dengan teman-teman tim medis yang tidak pernah menolak jika diminta melayani di ruang isolasi irina F," kata dr Hanry kembali.
febry kodongan