news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pungguan, Tradisi Sambut Ramadan Warga Jawa Tondano di Minahasa

Konten Media Partner
5 Mei 2019 11:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Pungguan warga Kampung Jawa Tondano di Minahasa untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi ini digelar oleh masyarakat untuk mengenang para leluhur. Kampung Jawa Tondano sendiri didirikan oleh Kiai Modjo, panglima perang Pangeran Diponegoro yang diasingkan di Minahasa
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Pungguan warga Kampung Jawa Tondano di Minahasa untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi ini digelar oleh masyarakat untuk mengenang para leluhur. Kampung Jawa Tondano sendiri didirikan oleh Kiai Modjo, panglima perang Pangeran Diponegoro yang diasingkan di Minahasa
ADVERTISEMENT
Ratusan orang memenuhi kompleks pemakaman kampung Jawa Tondano (Jaton), desa muslim yang ada di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Mereka bersholawat, membacakan yasin, doa hingga bersilaturahim. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Pungguan, salah satu tradisi warga Jaton yang dilakukan setiap menyambut bulan suci Ramadan.
Pemakaman terlihat ramai didatangi warga yang ingin melaksanakan Pungguan, Sabtu (4/5). Tradisi Pungguan ini biasanya dilaksanakan selama satu minggu atau sehari jelang bulan puasa.
Pembacaan shalawat dan surah yasin menjadi hal utama dalam tradisi Pungguan di Kampung Jawa Tondano
Para peziarah tidak hanya warga Jaton di Tondano, tetapi juga warga Jaton yang berada di luar Tondano dan sengaja datang berziarah ke makam leluhur.
Tradisi Pungguan merupakan bentuk penghormatan masyarakat kepada leluhur. Masyarakat Jaton mengimplementasi apa yang telah diberikan oleh para leluhur dalam membentuk kampung tersebut.
Kuburan Kiai Modjo dan para pengikutnya yang merupakan perintis kampung Jawa Tondano di Kabupaten Minahasa. Lokasi pekuburan ini juga jadi lokasi yang dilindungi setelah Kiai Modjo ditetapkan sebagai pahlawan nasional
Menurut Lurah Kampung Jawa Tondano, Surianto Mertosono, selain sebagai bentuk ziarah kubur, tradisi Pungguan juga mengajarkan menghormati para leluhur kampung, dengan harapan karamahnya (kejadian luar biasa) akan selalu bersama dengan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Di satu sisi, juga sangat mengharapkan Rasullullah yang kita cintai, Nabi Besar Muhammad SAW, selalu memayungi kita semua dalam menyambut bulan suci Ramadan nanti," kata Mertosono.
Tradisi Pungguan ini dihadiri oleh seluruh masyarakat di Kampung Jawa Tondano, baik yang masih kecil hingga dewasa
Mertosono menyebutkan, seperti umat Islam pada umumnya, doa agar diberikan kesehatan, kekuatan, dan murah rezeki, sehingga dapat melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadan dengan baik.
Selain berziarah, Pungguan juga bermakna sebagai sarana silaturahim bagi masyarakat yang tinggal di Jaton maupun sekitarnya.
Aswin Tonangi, warga Manado yang datang berziarah mengatakan, setiap waktu Pungguan tiba, dirinya bersama keluarga selalu menyempatkan diri untuk datang berziarah.
"Almarhum kakak saya dimakamkan di pekuburan Jaton ini, sehingga secara tidak langsung sudah merasa bagian dari warga Jaton," kata Aswin.
Kampung Jaton menjadi desa spesial bagi umat muslim, karena terletak Kabupaten Minahasa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
ADVERTISEMENT
ridwan nurhamidin