PVMBG Cabut Rekomendasi Potensi Tsunami Akibat Erupsi Gunung Ruang

Konten Media Partner
21 April 2024 16:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Minggu (21/4) pagi. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Minggu (21/4) pagi. (foto: febry kodongan/manadobacirita)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SITARO - Rekomendasi potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), secara resmi dicabut.
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengumumkan pencabutan rekomendasi tersebut dalam laporannya pada hari Minggu (21/4).
Berdasarkan laporan terbaru mengenai kondisi aktivitas Gunung Ruang, tingkat aktivitasnya masih berada pada Level 4 (Awas). Namun, dalam rekomendasi terbaru yang terkait dengan aktivitas gunung, tidak ada lagi menyebutkan mengenai potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang.
Akan tetapi, PVMBG tetap memberikan rekomendasi berupa imbauan kepada masyarakat di Pulau Tagulandang, terutama yang tinggal di dekat pantai, untuk tetap waspada terhadap potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas (surge).
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu menggunakan masker guna melindungi sistem pernafasan dari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan.
Masyarakat di sekitar Gunung Ruang diharapkan tetap tenang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa, tanpa terpengaruh oleh isu-isu mengenai erupsi Gunung Ruang.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Daerah beserta BPBD Provinsi dan Kabupaten juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," bunyi laporan tersebut.
"Tingkat aktivitas Gunung Ruang akan terus dievaluasi secara berkala, dan akan diperbarui jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Namun, jika tidak ada evaluasi berikutnya, tingkat aktivitas dianggap tetap, sesuai dengan laporan yang dikeluarkan," bunyi laporan itu kembali.
franky salindeho