Salah Satu Rempah Terlaris Saat Pandemi Corona, Harga Jual Pala Tetap Stabil

Konten Media Partner
25 April 2020 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah Pala
zoom-in-whitePerbesar
Buah Pala
ADVERTISEMENT
SITARO - Harga jual komoditi Pala di Kepulauan Siau, Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), hingga kini masih belum tergerus dampak dari adanya virus corona yang telah menjadi pandemi global ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagnaker), JDS Bogar mengatakan, harga jual komoditi rempah unggulan ini, masih stabil. Dimana untuk harga biji pala, berada di kisaran Rp 51 ribu hingga 52 ribu per kilogram.
"Selama sebulan melakukan pemantauan, kami menemukan harganya di kisaran Rp 51 ribu hingga Rp 52 ribu per kilogramnya. Tidak naik dan tidak turun atau dalam kata lain stabil," tutur Bogar.
Menurut Bogar, pihaknya sangat berharap agar komoditi unggulan sebagian masyarakat di Kabupaten tersebut tidak mengalami penurunan karena virus corona ini. Pasalnya, dengan stabilnya harga saat ini, sangat membantu perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
Sekadar diinformasikan, Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo, baru-baru ini sempat mengunjungi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara untuk menghadiri kegiatan pelepasan ekspor 12.192 ton komoditas pertanian ke 11 negara tujuan, dengan nilai Rp 124,7 miliar.
ADVERTISEMENT
Komoditas yang dihasilkan petani Sulut ini berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, kelapa parut. Tujuan ekspor ke Belanda, Vietnam, Cina, Italy, Czech Republic, Egypt, Jerman, Latvia, Rusia, New Zealand dan United States (US). Terkait ekspor ini,
Dalam kesempatan tersebut, Mentri Limpo sempat memberikan apresiasi kepada para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut. Dirinya salut, karena tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi dari negara negara lain khususnya di tengah masa pandemi COVID-19.
“Rempah pala asal Sitaro, Sulut, dikenal sebagai terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi,” ungkap Menteri Limpo.
franky salindeho/febry kodongan