Siswa MTS Kotamobagu yang Meninggal Sempat Tutupi Penganiayaan yang Dialaminya

Konten Media Partner
14 Juni 2022 18:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KOTAMOBAGU - Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Kota Kotamobagu yang meninggal dunia karena dianiaya oleh 9 orang siswa lainnya, baru mengaku mengalami penganiayaan setelah dirinya dirujuk ke RS Prof Kandou di Manado, tiga hari sesudah kejadian penganiayaan.
ADVERTISEMENT
Korban berinisial BT (13) akhirnya mengaku kepada orang tuanya, jika dia mengalami kasus kekerasan dipukul dan ditendang sehingga dirinya mengalami sakit di bagian perut yang tak kunjung sembuh.
Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid, menjelaskan jika kejadian penganiayaan terjadi pada Rabu (8/6) pekan lalu, di mana korban kemudian mendapatkan perawatan di RSUD Pobundayan di Kota Kotamobagu.
"Penganiayaan baru diketahui setelah dievakuasi ke RS Prof Kandou di Manado dari RS Pobundayan. Korban akhirnya mengaku kepada orang tua kalau dia dipukul sama beberapa temannya," kata Irham.
Irham sendiri mengaku, pihaknya begitu mendapatkan informasi terkait kejadian itu, langsung responsif dengan menjemput teman-teman korban yang diduga menjadi pelaku untuk diambil keterangan.
"Tentunya karena mereka ini masih anak-anak, mereka diambil keterangan dengan didampingi UPTD," kata Irham.
ADVERTISEMENT
Menurut Irham, terduga pelaku rata-rata masih berusia belasan, di mana yang tertua baru berusia 14 tahun. Hal ini membuat polisi harus berhati-hati melakukan pemeriksaan terkait kasus tersebut.
Lanjut dikatakan Irham, pihaknya terus melakukan penyidikan dengan menggunakan aturan yang berlaku, terutama mengingat terduga pelaku masih anak-anak.
"Berikan kesempatan anggota bekerja. Semua masih diproses. Nanti dirilis," kata Irham kembali.
febry kodongan