Konten Media Partner

Sopir di Manado Keluhkan Penggunaan Pertalite yang Lebih Boros: Double Rugi

3 Oktober 2022 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antrean panjang pengisian BBM jenis Pertalite di salah satu SPBU di Kota Manado, Sulawesi Utara.
zoom-in-whitePerbesar
Antrean panjang pengisian BBM jenis Pertalite di salah satu SPBU di Kota Manado, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
MANADO - Sejumlah sopir di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) mengeluhkan penggunaan BBM jenis Pertalite yang kini jadi lebih boros usai kenaikan harga beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Para sopir mengaku jika borosnya Pertalite tersebut bukan hanya sugesti saja, karena mereka benar-benar merasakan kondisi tersebut terjadi.
"Pertamina bilang sugesti atau torang (kami) pe pikiran. Pertamina itu yang sugesti bukan kami. Kami yang merasakan memang lebih boros," kata Affandi, sopir angkutan kota mikrolet.
Menurut Affandi, borosnya penggunaan Pertalite sebelum dan sesudah harga naik membuat mereka double rugi. Pasalnya, selain harga yang lebih mahal, mereka juga harus rajin mengisi tangki bahan bakar karena lebih cepat habis.
"Dulu isi Rp 100 ribu dapat 13 liter, itu bisa pakai sampai mobil masuk. Sekarang isi Rp 150 liter dapat 15 liter tapi belum jadwal mobil masuk sudah minta diisi lagi. Berarti memang lebih boros," ujar Affandi.
ADVERTISEMENT
Senada disampaikan Fidel R, sopir taksi online. Menurutnya, pemakaian Pertalite usai kenaikan harga sangat boros. Diakuinya, dia sering mengisi bahan bakar full dengan durasi pemakaian seminggu saat belum ada kenaikan harga.
"Tapi sekarang, isi full paling bertahan paling lama 3 atau 4 hari. Padahal biasanya 7 hari. Saya pikir perjalanan saya yang jauh, ternyata lebih pendek. Kalau dibilang macet, justru tidak macet. Sudah jelas jika memang boros pemakaian Pertalite sekarang," katanya.
Nur Adelia, seorang ibu rumah tangga juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, dengan rute yang sama setiap harinya, pemakaian Pertalite usai kenaikan harga memang jadi lebih boros.
Diceritakannya, rute mobil yang dikendarainya setiap hari sama, yakni hanya dari rumahnya di wilayah Mapanget ke sekolah anaknya di Pandu, bolak-balik tanpa rute lain. Di sini dirinya menyadari jika penggunaan Pertalite sekarang sangat boros atau cepat habis.
ADVERTISEMENT
"Sebelum naik (Pertalite) diisi full bisa sampai dua minggu. Sekarang, setiap minggu harus isi lagi. Selisihnya jauh sekali. Jadi ini bukan sugesti atau pikiran saja, tapi memang terbukti. Saya tidak paham dengan istilah-istilah apa, tapi yang jelas penggunaan BBM saya kini lebih boros padahal rute sama dengan yang sebelumnya," ujar Nur kembali.
manadobacirita