Konten Media Partner

Transformasi PLN Jadi Kunci Sukses Percepatan Digitalisasi Pembangkit Listrik

7 Juni 2021 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sistem digitalisasi yang dilakukan PLN untuk pembangkit listrik
zoom-in-whitePerbesar
Sistem digitalisasi yang dilakukan PLN untuk pembangkit listrik
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan, PLN telah melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan, melalui program transformasi, untuk mencapai visi sebagai perusahaan listrik terkemuka di Asia Tenggara, sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
Menurut Zaini, dalam transformasi PLN itu, ada empat aspirasi yang menjadi arah perubahan PLN, yakni Green, Lean, Innovative dan Customer Focused. Dijelaskannya, Green adalah upaya meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik, Lean adalah pengadaan listrik yang handal dan efisien, Innovative adalah perluasan sumber pendapatan baru, dan Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
"Sejak April 2020, PLN telah melaunching program ini, dan kondisi pandemi justru dijadikan momentum percepatan proses pelaksanaan Transformasi PLN. Pada awal peluncuran Transformasi PLN, telah ditetapkan 20 Program Terobosan yang pada tahun 2021 ini jumlahnya bertambah menjadi 24 Program," ujar Zaini.
Lanjut dikatakannya, melalui Transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024. Mimpi besar ini dikatakannya, akan dikawal dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki oleh PLN, dengan penerapan Program Terobosan.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah pembenahan dan pembaruan, dalam penataan dan pengembangan PLN,” ujar Zaini.
Zaini menambahkan, dengan penerapan Transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3% dari Rp 4,27 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 5,95 triliun pada tahun 2020. Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN tahun 2020 mengatakan, Transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Salah satu Program Terobosan yang telah didorong dan dipercepat Transformasi PLN di era pandemi ini adalah Digital Power Plant, dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.
Kamis (3/6) pekan lalu, PLN mengumumkan bahwa Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 Program Terobosan. Ini artinya transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN Group,” ungkapnya.
Sementara, total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN. Langkah digitalisasi ini menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.
“Terobosan Digital Power Plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” ujar Zaini kembali.
Wiluyo Kurdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN menambahkan, seluruh percepatan digitalisasi pembangkit sudah terimplementasi dengan baik dan telah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan.
ADVERTISEMENT
Dirincinya, ada 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.
“Jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah. Digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan. Karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat, ini bisa dikatakan bahwa Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU),” ujarnya kembali.
manadobacirita