news-card-video
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Viral, 17 Warga Asal Sulut Tertipu Perusahaan Online Scamming di Kamboja

2 Maret 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Judi Online
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Judi Online
ADVERTISEMENT
MANADO - Lagi, warga asal Sulawesi Utara (Sulut) menjadi korban penipuan perusahaan online scamming di Kamboja. Mereka tergiur iming-iming bekerja di Kamboja dengan gaji yang besar, tapi kemudian malah jadi korban kekerasan hingga tak menerima upah.
ADVERTISEMENT
Saat ini sedang viral, 17 warga asal Sulut yang telantar di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh. Mereka terjebak di Kamboja, dan belum bisa kembali ke Indonesia karena tak punya uang.
Informasi dirangkum, mereka ke Kamboja setelah sebelumnya direkrut oleh orang asal Indonesia dengan iming-iming mendapatkan pekerjaan mudah yakni bekerja di kantor dengan gaji yang besar setiap bulannya. Mereka pun pergi diduga secara ilegal.
Sesampainya di Kamboja, mereka kemudian dipekerjakan di perusahaan judi online yang sering melakukan scam kepada nasabah dengan target penipuan di wilayah Indonesia. Jadi, para pekerja dari Sulut dan Indonesia, akan dipekerjakan untuk menipu korban yang dari Indonesia.
Selain tak menerima upah, para pekerja ini juga harus mengalami penyiksaan seperti dipukul menggunakan besi ataupun disetrum. Ini terjadi jika mereka tak mampu mencapai target yang diberikan atau melakukan hal yang dianggap mencurigakan.
ADVERTISEMENT
Kasus ini menjadi pro dan kontra di masyarakat. Banyak yang beranggapan, warga Sulut yang kini terjebak di Kamboja sebagai ulah mereka sendiri, karena kejadian serupa sudah berulang kali terjadi, bahkan ada yang sampai meninggal di Kamboja.
"Tidak mungkin jika mereka tidak tahu akan kerja di perusahaan judi online. Mereka hanya ingin kerja yang mudah dengan gaji besar. Setelah merasa susah, bilang jadi korban penipuan," kata Sherly, salah satu warga Manado.
Ada juga yang berharap ini jadi perhatian khusus untuk pemerintah, agar menciptakan lapangan kerja yang banyak dengan syarat yang tidak terlalu susah.
"Banyak kerja di Indonesia, tapi syaratnya itu sangat banyak. Harusnya ini jadi perhatian dari pemerintah untuk mengubah sistem yang ada sekarang, agar tidak ada lagi yang jauh-jauh ke luar negeri cari pekerjaan," kata Samuel, warga lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sulawesi Utara (Sulut), telah mengimbau masyarakat Sulut untuk waspada dengan modus penipuan tawaran kerja dari empat negara di ASEAN, masing-masing Kamboja, Filipina, Myanmar dan Thailand.
Menurut Kepala BP2MI Sulut, Hendra Makalalag, pihaknya kerap menerima laporan tentang kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang berasal dari keempat negara tersebut.
“Modusnya lewat chat di Facebook, diberikan tawaran kerja katanya ke Filipina, Myanmar atau Thailand, tetapi kemudian dikirim ke Kamboja untuk kerja di perusahaan judi online,” ujar Hendra.
Rentannya masyarakat Indonesia terhadap tawaran kerja fiktif dengan gaji besar, membuat Sulut menjadi daerah dengan kasus TPPO tertinggi kedua di Indonesia, setelah Sumatera Utara (Sumut).