Viral, Baliho Pencalonan Ini Tulis Saya Hadir Untuk Tak Berbuat Apa-apa

Konten Media Partner
27 Februari 2020 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baliho Richard Jungsten
zoom-in-whitePerbesar
Baliho Richard Jungsten
ADVERTISEMENT
Kota Manado saat ini tengah dipadati beragam baliho dan spanduk bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang mensosialisasikan diri untuk maju dalam kontestasi Pilkada Manado. Hampir di setiap sudut kota, terdapat baliho dan spanduk berisi gambar bakal calon beserta jargon dan janji politiknya.
ADVERTISEMENT
Namun, ada satu buah baliho yang ditempatkan di jalan menuju ke Stadion Klabat Manado, Kelurahan Ranotana, Kecamatan Sario, yang bakal menarik perhatian orang-orang yang melintas.
Baliho ini menampilkan satu sosok orang muda bergaya memberikan hormat kungfu berpakaian merah dengan nama tertulis Richard Jungsten 'Tachi'.
Masyarakat memandangi baliho pencalonan yang merupakan prank terkait dengan Pemilihan Wali Kota Manado
Sebenarnya jika hanya sepintas melihat, itu seperti baliho Pilkada pada umumnya. Namun, ternyata jargon-jargon yang ditulis dalam baliho yang juga menampilkan latar Kota Manado ini, justru berbanding 180 derajat dari baliho calon yang rata-rata meminta dukungan.
Ya, baliho tersebut justru bertulis pesan nyeleneh yang meminta agar dirinya tidak dipilih. Di bagian paling atas, tertulis 'tidak butuh doa dan dukungannya. Selain itu, ada stempel bergaransi, ada jaminan untuk Manado. Dan yang paling lucu adalah tagline, Saya Hadir untuk tidak berbuat apa-apa dengan tulisan besar di depan foto calon.
ADVERTISEMENT
Rupanya, baliho ini memang sengaja dipasang oleh sekelompok Gamers asal Kota Manado, dengan tujuan awal melakukan prank terhadap teman yang gambarnya dipasang di baliho tersebut. Namun, karena kadung menjadi viral di media sosial, para gamers inipun melanjutkan prank itu dengan menghadirkan sosok alternatif untuk calon kepala daerah di Manado.
Sebuah fanspage pun dibuat di facebook dengan nama cukup nyeleneh, MiChat for Manado yang Bagitu-bagitu jo. MiChat sendiri merupakan aplikasi yang selama ini dikenal sering menjadi aplikasi kencan prostitusi online. Sementara kata Manado yang Bagitu-bagitu jo, merujuk pada perkembangan kota.
Lokasi masuk menuju kompleks Stadion Klabat, Manado, menjadi tempat baliho nyeleneh tersebut diletakan
"Awalnya ini prank untuk teman kami yang kebetulan lagi di Jakarta. Cuma sekadar bahan candaan. Tapi, pas lihat, ternyat sudah viral. Ya kami viralkan saja terus. Tapi, kami tidak ada maksud apa-apa, cuman niatnya prank saja," kata Irwin Syah, salah satu penggagas baliho dan halaman fanspage ini.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan Irwin, ide prank ini sendiri berawal dari kebiasaan di Kota Manado akhir-akhir ini, dimana setiap tempat tongkrongan, tidak akan pernah lepas dari pembicaraan tentang politik maupun pemilihan Wali Kota.
"Makanya kami berpikir kenapa tidak sekalian bikin tema tentang situasi saat ini yang lagi sibuk-sibuk dengan politik," tutur Irwin saat dihubungi, Kamis (27/2).
Menurut Irwin, saat ini baliho tersebut telah diketahui oleh temannya yang gambarnya digunakan untuk dijadikan model pencalonan. Irwin bilang, yang bersangkutan awalnya hanya kaget namun tidak mempersoalkan penggunaan fotonya tersebut.
Irwin mengaku, untuk membuat baliho ini, mereka yang tergabung di Komunitas Gamers Manado patungan uang. Menurutnya, mereka akan menambah jumlah baliho tersebut.
"Torang (kami) masih ada lagi gebrakan baru untuk mencairkan situasi politik saat ini di Kota Manado," kata Irwin kembali.
ADVERTISEMENT
Dalam halaman facebook ini sendiri, banyak sekali nada-nada satire. Selain itu, ada juga umpatan-umpatan yang merupakan singkatan-singkatan jargon dalam pencalonan tersebut.
Sementara, Niko Walangare, orang yang memasang baliho di jalan menuju Stadion Klabat menceritakan, jika pada Rabu (26/2) kemarin, sekitar pukul 10:00 Wita, ada yang datang memintanya untuk memasangkan baliho nyeleneh tersebut.
"Waktu itu saya dipanggil teman saya. Saya disuruh oleh seseorang yang datang dengan sepeda motor untuk memasang baliho. Orang itu saya tidak kenal. Tapi saya pasang, karena baliho ini sama dengan baliho lainnya," ujar Niko kembali.
febry kodongan/manadobacirita