Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Viral, Cerita Wanita di Manado soal Ibunya yang Diduga 'Dicovidkan' oleh RS
23 Juli 2021 10:59 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
MANADO - Postingan akun facebook Wuland Marentek yang menceritakan tentang dugaan ibunya yang meninggal dan 'dicovidkan' oleh pihak rumah sakit, menjadi viral di media sosial . Postingan tersebut kini telah dibagikan oleh 1.300 orang.
ADVERTISEMENT
Akun facebook Wuland Marentek mengawali unggahannya dengan kalimat tentang Pasien di Manado Diduga Dicovidkan Rumah Sakit , akhirnya terjadi dan menimpa dirinya sendiri.
Sejumlah kejanggalan pun disampaikan dalam postingan tersebut, di antaranya hasil swab antigen yang tiba-tiba positif COVID-19 , berbohong terkait jadwal masuk pasien ke rumah sakit, hingga persoalan tenaga kesehatan yang tidak memakai APD saat memeriksa ibunya yang sudah divonis COVID-19.
Dalam keterangan di unggahan itu, Wuland menceritakan bagaimana kondisi ibunya yang masuk pada tanggal 16 Juli 2021 bukan sebagai pasien COVID-19, kemudian dipindahkan ke ruangan untuk pasien penyakit kanker, keesokan harinya atau pada Sabtu (17/7) dan mendapatkan perawatan sebagai pasien biasa bukan COVID-19.
Lanjut diceritakan, Rabu (21/7) kondisi ibunya mengalami penurunan drastis usai mendapatkan transfusi darah. Di saat keadaan ibunya sudah semakin memburuk, tiba-tiba tim dokter mengambil swab antigen tanpa meminta izin kepada keluarga. Tidak sampai setengah jam, Wuland mengaku dipanggil dan dinyatakan jika ibunya dalam kondisi positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
Wuland mengaku, dalam kondisi ibunya yang semakin menurun, Wuland kemudian dijelaskan jika ibunya akan mendapatkan perawatan intensif di ICU, tetapi sebelumnya harus menandatangani pernyataan jika hal yang buruk terjadi pada ibunya, maka harus mengikuti protokol COVID-19.
Namun, Wuland yang merasa kurang yakin dengan hasil swab positif yang dilakukan oleh rumah sakit, Wuland kemudian melakukan swab antigen mandiri kepada ibunya. Alangkah terkejutnya, karena hasil swab mandiri itu menyatakan negatif. Karena perbedaan itu, Wuland kemudian menanyakan kenapa ada hasil yang berbeda.
Setelah adanya perbandingan hasil swab itu, ibunya Wuland akhirnya terkesan tak lagi mendapatkan penanganan. Bahkan, jika sebelumnya si ibu sudah dinyatakan akan dimasukan ke ruang ICU, ternyata tak kunjung dibawa dengan alasan jika ruangan ICU sudah dalam kondisi full. Akhirnya, karena tidak ada tindakan apapun yang dilakukan rumah sakit, ibu Wuland resmi meninggal dunia pada pukul 03.10 WITA, masih di ruangan Irina D bukan di ICU.
ADVERTISEMENT
Namun, alangkah terkejutnya Wuland, tiba-tiba pihak rumah sakit menyatakan jika ibunya tetap harus dimakamkan dengan mengikuti protokol COVID-19.
"Untuk teman-teman semua, tetap jaga kesehatan agar tetap sehat dan TIDAK masuk RS karena zaman sekarang kalau masuk RS dan meninggal di RS, so pasti ke luar meninggal dinyatakan COVID-19," tulis Wuland di akhir postingannya.
Dalam unggahannya ini sendiri, Wuland menyertakan dua video yang menggambarkan tentang penanganan dokter yang tidak menggunakan APD saat ibunya dinyatakan positif COVID-19, serta video sewaktu ibunya diambil swab antigen mandiri.
Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara, mengaku telah meneruskan persoalan ini ke pihak rumah sakit yang menjadi viral tersebut.
"Sudah diteruskan ke manajemen rumah sakit. Dan mereka sudah aware ada kasus ini dan sementara diinvestigasi. Nanti ada klarifikasi dari rumah sakit," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr Steaven Dandel, Jumat (23/7).
ADVERTISEMENT
tim manadobacirita